Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor Ekstern Kurangnya Perhatian Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

14 Oktober 2020   08:44 Diperbarui: 14 Oktober 2020   08:48 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenyataan bahwa tatanan kehidupan sosial masyarakat semakin menurun karena perubahan pola pikir dan pengaruh dari perkembangan iptek memang tak dapat dipungkiri. Masyarakat yang dulu hidup dalam persaudaraan dan kebersamaan kini harus berjuang sendiri karena setiap orang bersikap individualis. Setiap pribadi membangun sekat pemisah dengan keegoannya. Hal ini tampak dari sikap yang kurang peduli atau peka terhadap pendidikan. Orang merasa bahwa masing-masing pribadi memlilik tanggung jawabnya. Karena itu tidak perlu mencampuri urusan orang lain. Manusia kehilangan identitas dan jati dirinya sebagai homo homini socius (manusia menjadi sahabat bagi sesamanya).

Zaman globalisasi (era digital) atau lebih kontekstual lagi era industri 4.0 telah mendobrak mentalitas masyarakat yang tenggang rasa dengan sikap egoistis. Globalisasi justru memaksakan homogenitas budaya melalui cara produksi, konsumsi dan peri kehidupan modern, yakni budaya Barat. Akibatnya identitas bangsa, etnis, budaya dan agama terancam oleh bentuk yang dicurigai sebagai imperialisme budaya yang bersangkutan. Hidup bersama yang sudah terjalin dan terajut yang dibentuk oleh nenek moyang dan diteruskan secara turun-temurun telah hilang lenyap sedikit demi sedikit lalu diganti dengan sikap individualistis.

Ancaman dari Era Digital - Globalisasi

Era globalisasi (digital) telah membentuk manusia dengan sikap yang individualis. Hal ini dapat dimengerti karena adanya perkembangan dalam bidang ilmu komunikasi. Setiap orang dengan mudah berkomunikasi dengan yang lain tetapi hanya melalui alat-alat komunikasi. Alat-alat komunikasi seperti: handpone (hp), ipad, fb, via email, instagram, chatting, youtube dan lain-lain dapat membatasi ruang dan waktu untuk bertemu secara pribadi dan akrab. Pengaruhnya juga dialami dalam kehidupan keluarga sehingga setiap anggota keluarga tidak dapat berkomunikasi secara lebih akrab.

Pada era digital seperti sekarang ini anak-anak sangat membutuhkan pendampingan orang tua. Namun orang tua lebih menyibukan diri dengan masalah finansial. Orang tua benar-benar disibukan dengan urusan mencari uang untuk makan dan kalau masih ada sisa untuk sekolah dan kepentingan sekunder lainnya. Kesibukan orang tua dalam mengejar kedudukan, karier dan kekayaan membuat anak-anak tidak merasakan kasih sayang dari orang tua. Kasih sayang dari orang tua hanya dihitung dalam nilai uang. Uang sebagai pengganti pendampingan orang tua bagi anak-anak. Karena itu anak-anak dijamin dengan berbagai macam fasilitas sebagai bukti kasih sayang orang tua misalnya: HP, ipad, mobil, sepeda motor dan lain-lain. Padahal kehadiran orang tua ketika anak-anak mengalami kegagalan, masalah atau kekecewaan lainnya bahkan keberhasilan adalah jauh lebih penting dari pada sejumlah uang. Maka kerapkali anak-anak lebih menghabiskan waktunya bersama teman-temannya ketimbang berada di rumah. Mereka membentuk kehidupan baru sebagai wujud pelarian atau sublimasi mereka terhadap kehidupan keluarga yang kurang rukun dan bersaudara. Karena itu mereka sangat mudah masuk dalam dunia pergaulan bebas misalnya: mabuk-mabukan, seks bebas, menkonsumsi narkoba, tauran, perkelahian dan kenakalan remaja lainnya.

Perkembangan IPTEK

Era revolusi industri 4.0 saat ini ditandai dengan perkembangan berbagai macam aspek, salah satunya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan perkembangan tersebut dunia seolah-olah menjadi kecil sebab dapat dijangkau oleh semua orang dengan mudah. Manusia dapat menguasai dunia dengan sekejap mata. Semua orang dari berbagai kalangan dapat memperoleh informasi dari berbagai benua yang satu ke benua yang lainnya dengan mudah. Perkembangan ini turut mempengaruhi keluarga sebab dengan sendirinya keluarga merupakan bagian dari dunia dan masyarakat.

Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa perubahan pola pikir keluarga dan masyarakat serta sekaligus juga membawa kemunduran. Dikatakan kemunduran karena ditandai dari perkembangan tersebut ialah semakin berkembangnya sikap individualis dan gaya hidup instan. Dalam keluarga pun bertumbuh sikap tersebut sebab masing-masing orang mengurusi diri sendiri. Tak ada lagi waktu untuk berkumpul bersama. Semua kebutuhan anak terpenuhi dengan mudah sehingga tidak perlu pendampingan orang tua. Anak-anak merasa bebas dan bisa belajar secara mandiri. Maka tidak perlu pendidikan atau pendampingan dari orang tua. Selain itu, anak-anak dijamin dengan segala fasilitas misalnya: HP, ipad, komputer, tv, mobil, sepeda motor dan lain-lain. Dengan demikian tak ada lagi waktu untuk belajar bersama dan pembinaan kepribadian bersama orang tua.

Kenyataan dewasa ini bahwa di satu sisi teknologi itu sangat dibutuhkan dan penting tapi di sisi lain orang tua juga harus mendampingi dan membimbing anak-anaknya dalam belajar. Memang kondisi di tengah masa pandemi menuntut semua kalangan bekerja dengan alat-alat elektronik. Alat-alat elektronik hanya menjadi sarana pembantu dan mempermudah kita bekerja bukan menjadi alat yang mengatur manusia. Kita tak boleh terobsesi dengan kenyamanan dan kemewahan yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun