Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keep Your Children Safe

20 April 2020   12:00 Diperbarui: 20 April 2020   12:21 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana bisa pihak kampus mengadakan ujian jelang Lebaran begitu? Apakah tidak bisa menggesernya sedikit saja setelah Lebaran? Begitu lah pikiranku yang anak kampung ini di perantauan.

Tetapi teman-temanku yang lain kulihat asik-asik saja. Mereka tetap bercengkerama, membahas pelajaran dan soal ujian. Pulang ujian masih clubbing. Dan kegiatan lainnya untuk urusan Dunia, Dunia dan Dunia. 

Kebanyakan mahasiswa ekstention kelas malam temenku itu orang yang sudah berkeluarga dan punya jabatan di kantor masing-masing. Terbayang di benakku, anaknya diurus pembantu, atau neneknya mulai melek mata sampai tidur lagi. Hanya Sabtu Minggu saja waktu kumpul keluarga mereka.

Belum lagi beberapa teman yang lain yang sibuk meningkatkan kapasitas dirinya dengan mengambil dan mengikuti kursus-kursus online demi mengejar sertifikat pengembangan diri. Alasan mereka adalah Indonesia akan menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi Asean, dimana nanti orang asing bisa berdaulat di negeri kita. 

Bisa saja yang jual mie ayam keliling rumah kita adalah orang Vietnam, nanti orang Filipina bisa menjadi atasan kita, kita pun bisa bekerja di negara Asean dan sebagainya. Good. Okeh. Bagoos. Dan sampai sekarang terlewati, perasaan apa yang dikuatirkan dengan negara ini tak seperti yang dibayangkan mereka. Masing-masing dengan kedaulatan negara masing-masing. 

Kini, didengungkan lagi bahwa Cina akan menjajah negeri ini. Hello.. pemikiran idiot 20 tahun yang lalu muncul lagi. Lha yang namanya lu punya kemampuan lu mau kerja dimana sejauh memenuhi syarat dan peraturan keimigrasian, what's wrong? so what geto loh.. masalahnya dimana, lu mau kerja di Arab, monggo, orang Cina mau kerja disini, silahkan, lu kontrak ngelas pipa di bawah perairan pasifik hayo, jadi masalahnya dimana? Siapa yang mau menguasai siapa?

Kembali ke cerita Mengamankan Anak-anak Kita tadi. Lalu bagaimana kondisi anak-anak kita saat ini? Ya seperti yang Anda rasakan. Canggih, cerdas, hightech, melek internet, familiar dengan gadget, medsos, coding, game online tapi Rapuh. Ngeyel, susah diatur, minim sosialisasi, kurang fighting spirit, melow dan kurang percaya diri. 

Kenapa bisa begitu? Karena kebanyakan dari kita yang hidupnya 20-30 tahun lalu, meninggalkan mereka di rumah dengan pembantu, memenuhi semua kebutuhannya dengan fasilitas lengkap. Rumah nyaman ber-AC, dulu juga sudah ada internet, blackberry, playstation, makanan junk food, motor, mobil tapi minim sentuhan kehangatan kekeluargaan. 

Semua dipenuhi dengan duit. Mau apa-apa dibeliin, mau apa saja dipenuhi. Anak kita tidak kita didik seperti zaman kita kecil dan remaja di tahun 1970-1980-an. Bermain bersama, ke warung, ke pasar naik sepeda, mengingat perintah belanjaan ibu, jalan kaki bersama teman ke sekolah, mencuri mangga tetangga. 

Fighting spirit-nya kuat. Mentalnya gak lembek. Kita takut anak-anak kita menderita seperti zaman kita dulu. Kita takut mereka kepanasan, kelelahan, kebingungan padahal kita membuat mereka menjadi Manja.

Informasi kita lengkap. Kompleks. Cara mendidik anak ala Jepang, Israel, kita tau. Model parenting seperti apa kita tau. Tapi lagi-lagi yang kita terapkan dirumah kebanyakan memanjakan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun