Mohon tunggu...
Mimil Amilah Nurul Ihsan
Mimil Amilah Nurul Ihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN Tematik UPI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Pembelajaran Daring dan Strategi Pembelajaran di Pedesaan

30 Juli 2021   11:10 Diperbarui: 30 Juli 2021   11:39 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 menghantam berbagai sektor di Indonesia. Tak hanya sektor ekonomi yang kewalahan, sektor pariwisata, sektor transportasi serta sektor pendidikan juga mengalami perubahan besar. Kini, sektor pendidikan di Indonesia memiliki wajah dan sistem baru yaitu pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh melalui belajaran dalam jaringan (daring) yang sekaligus menimbulkan sisi positif dan negatifnya.

Sebagai upaya untuk mencegah pandemi Covid-19, Mulai 16 Maret 2020 sekolah menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring. Kebijakan pemerintah ini sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan meminimalisir kerumunan seperti benyak siswa yang berada di dalam kelas. Selain itu pemerintah meminta masyarakat untuk memiliki kesadaran pentingnya  mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, memakai masker dan stay at home. Selama setengah tahun ini, siswa Sekolah Dasar juga diharuskan untuk belajar dari rumah (BDR) melalui pembelajaran dalam jaringan (daring). Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran daring dilaksanakan melalui komputer, laptop dan handphone yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran melalui berbagai platform yang tersedia seperti Whatsapp, zoom meeting, Google meet, google classroom ataupun dan masih banyak platform lain sebagai media pembelajaran. Hal ini menjadi kendala bagi guru, siswa dan orang tua, Guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan teknologi, namun di pedesaan masih banyak guru, siswa bahkan orang tua yang awam dengan teknologi. Dan masih hambatan lain yang dihadapi oleh guru, siswa maupun orangtua yaitu tidak semuanya memiliki handphone atau laptop hal ini dikarenakan tingkat ekonomi yang rendah di pedesaan terutama di kondisi pandemi Covid-19.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi menjadi kendala dalam proses pembelajaran daring di pedesaan. kebanyakan diantara orangtua siswa tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet. Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, Jaringan internet yang bermasalah dikarenakan pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah yang sama sekali tidak ada jaringan mereka harus berpindah ke daerah yang sudah tersedia jaringan internet.

Selain itu, permasalahan yang terjadi juga ada pada orangtua siswa selaku pendamping siswa dirumah. Para siswa harus belajar dan beradaptasi dengan sistem baru yang diberlakukan, siswa harus belajar dari rumah (BDR) secara mandiri atau didampingi oleh orang tua. Peran orang tua dalam pembelajaran daring ini sangat penting, selain dapat memotivasi siswa juga dapat membantu kelancaran proses pembelajaran. Tetapi tidak semua orang tua siap mendampingi anaknya belajar dari rumah terutama melalui pembelajaran daring. Dikarenakan pendidikan dan wawasan orang tua, masih banyak orang tua di pedesaan yang tidak memahami cara menggunakan teknologi seperti Handphone serta orang tua yang tidak memahami materi.

Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak baik sekolah, guru, orang tua dan siswa untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran daring di pedesaan. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi, Mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan KKN bekerjasama dengan para guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi siswanya agar tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis bagi anak dan orang tua.

Strategi yang diterapkan saat ini yaitu melakukan pendampingan pembelajaran dengan membuat kelompok belajar maksimal 5 orang, kami mengundang 5 orang siswa yang berada dalam satu gang rumah untuk belajar bersama di salah satu rumah siswa, dengan tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik. Kegiatan tersebut menjadi alternatif bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran daring di pedesaan. Kegiatan kelompok belajar membantu siswa memahami materi yang diberikan guru dan juga membantu orang tua dalam mendampingi anak dalam pembelajaran daring.  Dengan demikian, kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif. Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun