Hari ini (26/2) pukul 17 : 49 GMT, Yunani telah mengkonfirmasi setidaknya ada 6 warga negaranya yang tewas akibat pengeboman Rusia di dekat kota pelabuhan utama di tenggara Mariupol.Â
"Kematian warga negara kami menciptakan kesedihan dan kemarahan atas serangan Rusia yang tidak dapat diterima ini terhadap warga sipil," kata Perdana Menteri Yunani, Kyriakos MitsotakisÂ
Diantara korban yang terluka terdapat seorang anak kecil, kementrian luar negeri Yunani juga mengatakan bahwa lokasi pengebomam itu terjadi di pinggiran desa Sartana dan Bugas.
Tujuh jam sebelumnya, PBB juga melaporkan bahwa setidaknya lebih dari 100.000 warga Ukraina telah meninggalkan negara itu sejak dua hari yang lalu. Melalui laporan Al-Jazeera, pertempuran telah mencapai jalan-jalan di ibukota Ukraina.
Menurut Dirja Mahendra, seorang diaspora Eropa yang mengikuti perkembangan WNI di Ukraina secara intensif mengatakan bahwa saat ini diaspora Indonesia telah berkumpul di KBRI Kiev. Mereka mungkin dalam posisi yang aman sekarang, tetapi menurutnya, pemerintah Indonesia harus memberikan kepastian yang lebih jelas mengenai kapan WNI ini akan dievakuasi dari ibukota Ukraina tersebut.
"Saat ini mungkin WNI masih aman dibawah perlindungan KBRI Kiev. Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah yang cepat terkait evakuasi WNI di Kiev. Kita sebagai diaspora Indonesia di Eropa merasa sangat tidak nyaman, mengetahui bahwa WNI masih beradi di Ukraina. WNI masih di Kiev!"
Melalui juru bicaranya, kemenlu telah menyatakan bahwa keamanan WNI di Ukraina saat ini adalah prioritas utama. Bagaimanapun juga, WNI yang masih berapa di Kiev, ibukota negara Ukraina ini telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Indonesia.Â
Dirja Mahendra dan diaspora Eropa lainnya berharap bahwa secepatnya status evakuasi WNI di Kiev segera diumumkan, sehingga tidak ada kepanikan bagi diaspora Indonesia di wilayah Eropa lainnya atas status WNI di Ukraina.