Mohon tunggu...
Pohon Kata
Pohon Kata Mohon Tunggu... Freelancer - Going where the wind blows

Ketika kau terjatuh segeralah berdiri, tak ada waktu untuk menangis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Touring...

18 Februari 2020   14:00 Diperbarui: 18 Februari 2020   17:04 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Minggu kemarin...cuaca cerah, selepas Subuh kami (saya beserta istri) bergegas mempersiapkan diri ke Malang. Bekal oleh-oleh untuk si Sulung mulai dari makanan ringan, lauk untuk seminggu kedepan serta beberapa oleh-oleh untuk dia tak lupa kami siapkan. Ya, sudah setahun lebih sulung menuntut ilmu di Malang...bukan karena paksaan ataupun arahan dari kami, tapi keinginan dia pribadi untuk bersekolah disana. Saat itu ada perang batin kami sebagai orang tua, antara tidak tega dan mengiyakan, toh pada akhirnya semua berjalan dengan lancar walaupun diawal awal ada ketidak krasanan jauh dari orang tua.

Perjalanan kami awali Pukul 05.30 WIB, kami mengambil route utara lewat Batu tentunya. Jaket, slayer, sarung tangan sudah kami persiapkan untuk "touring" kali ini. Kenapa kami sebut touring, karena selama ini kami jarang bahkan tidak pernah perjalanan jarak jauh menggunakan kendaraan roda 2. Untuk saat ini kami menggunakannya. Pertimbangan kami yang pertama menghindari macet saat di kota Malang nanti kemudian alasan kedua adalah 2 anak kami yang lain tidak mau diajak menjenguk kakaknya. Hmmm...Dan alasan terakhir adalah kami lama tidak bepergian berdua saja, biasanya serombongan keluarga dengan berbagai macam keribetan yang ada.

Setiba Kota Batu tepatnya pukul 07.00 WIB perjalanan lancar, kemudian kami menyempatkan diri untuk sekedar minum kopi sekaligus mengisi lambung tengah dengan menu seadanya. Oh ya...kedatangan kami ke si sulung tanpa kami kabari dulu maksud kami untuk memberikan kejutan. Selepas kopi habis, kami lanjutkan perjalanan ke Sawojajar dimana sulung kos, memasuki kota lalu lintas sudah padat ...hal yang tak berubah mulai dulu. Untung kami mengendarai kendaraan roda 2 sehingga bebas bermanuver menghindari kemacetan. Pukul 07.45 tibalah kami di tempat kos si sulung, sesuai dugaan kami dia histeris kenapa berkunjung kok tidak memberikan kabar dulu.

Seperti biasanya keramahan Ibu Kos menyambut kedatangan kami, segelas kopi dan beberapa camilanpun dihidangkan dengan senyum tulus. Tak lupa juga kami berterima kasih atas sambutan beliau. Benar kata orang dulu, kalau kita dikunjungi ataupun didatangi tamu pasti membawa filosofi gupuh, lungguh , suguh (sambutan yang bisa berupa basa basi, dipersilahkan dan memberikan minum/camilan sebagai cara tuan rumah menghormati tamu) filosofi yang sama yang kami pegang sebagai orang jawa sampai detik ini.

Tibalah kami bercengkrama dengan sulung, hal yang mungkin dirindukannya.

Percakapan singkat yang cukup berarti bagi kami, sebagai orang tua yang mempunyai anak hidup diperantauan.Istri yang biasanya cerewet menasihati seperti biasanya. Banyak hal yang diperbincangkan mulai dari A-Z terdengar seperti musik kehidupan yan indah iramanya. Seberes kami bercengkrama, makan siang dan tertawa bersama tibalah kami berbenah untuk kembali ke Kediri. Tak lupa kami selalu berpesan, jaga diri baik - baik, jangan lupa sholat, tepati jam makan dan lain-lain. Kemudian saya berpesan, " Konon, ketika mimpimu makin besar, makin besar pula kau tumbuh " saya terbiasa memberikan pesan yang harus difahami 1 sampai 4 kali dengan tujuan biar sulung memahami kata yang tersirat.

13.00 WIB tepat, roda kami berputar tak lupa sebelumnya berpamitan ke Ibu Kos yang telah menyambut kami dengan hangat, sembah sungkem sulung kepada kami tak luput juga dari cerita hari itu. 

Selamat belajar nak do'a kami ayah dan ibu selalu menyertaimu, belajarlah tentang kehidupan, belajarlah memahami teman, belajarlah merasakan sekitar. Tak lupa jangan tinggalkan TuhanMu, dekaplah TuhanMu melebihi kamu mendekap kami, orang tuamu. Kami tenang melihat sudut matamu yang bercahaya, kamu baik - baik saja.

Ketika kami bergegas pulang, hujanpun turun hingga Kediri. Karena cuaca dingin kamipun beristirahat lagi di Kandangan, sekedar menghangatkan badan kami menyantap bakso, tak lupa pesan untuk dibungkus buat kedua anak kami yang dirumah. Kopi panas dan sebatang rokok saya nikmati, ketika kami sekedar menghangatkan badan di warung tiba-tiba rekan sejawat datang menghampiri.Tanpa sepengetahuan kami, beliau membayar makanan kami, hal yang mengagetkan dan diluar dugaan kami saat itu, terima kasih. Hmmmm....

Skenario Tuhan itu indah...

Maka bersabar dan berbahagialah...

Dalam segala hal...

Tetap buka hati, mata dan telinga...

Selalu bersyukur dan berdo'a...

Menebar kebaikan...

(dn)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun