Mohon tunggu...
Nadira Aliya
Nadira Aliya Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk tetap menghidupkan pikiran

Halo! Saya Diraliya, seorang penulis lepas yang cerewet ketika menulis namun kalem ketika berbicara. Selamat membaca tulisan-tulisan saya, semoga ada yang bisa diambil darinya :)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

6 Alasan Mengapa Warung Makan Tak Perlu Tutup Selama Ramadhan

25 Mei 2018   01:50 Diperbarui: 25 Mei 2018   02:44 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki bulan Ramadan, di siang hari aktivitas memang terasa berjalan lebih lambat. Berjalan ke luar rumah, Anda mungkin sadar bahwa tidak semua warung makan membuka lapaknya di siang hari. Beberapa lebih memilih berganti waktu berjualan menjadi selepas Maghrib hingga menjelang Subuh.

Namun, ternyata tak sedikit pula warung makan atau restoran yang tetap buka di siang hari selama Ramadan. Jenis tempat makan yang tetap buka ini terbagi lagi, ada yang sengaja membentangkan kain di jendela sehingga tak terlihat aktivitas makan di dalamnya, ada lagi yang terang-terangan buka tanpa menutupi apapun.

Di lingkungan tempat saya tinggal, saya kerap menemukan warung yang buka namun ditutup jendelanya di daerah perumahan, terutama di warung Tegal. Sementara, sewaktu saya berjalan-jalan ke sebuah mall, tetap ada restoran yang buka tanpa menutupi makanan yang dijualnya.

Memang restoran yang saya temukan tersebut selain menjual cita rasa makanan, juga menjual view cara memasak yang unik agar orang tertarik datang. Mungkin juga pertimbangan untuk tidak menggelar tirai agar penjualan tetap stabil.

Tak Semua Orang Sama Ketika Berpuasa

Saya sendiri termasuk orang yang setuju bahwa restoran tak perlu tutup atau ditutup tirai selama Ramadan. Alasannya akan saya kemukakan kemudian dalam tulisan ini.

Hanya saja, saya juga sadar betul bahwa tidak semua orang sama. Saya baru tahu ini ketika mengobrol bersama seorang teman yang baru setahun bekerja di sebuah perusahaan swasta. Kantornya dekat dengan sebuah mall, sehingga ketika jam istirahat, banyak teman-temannya sesama karyawan yang mengajak refreshing ke dalam mall.

Teman saya setuju saja diajak istirahat ke mall, hitung-hitung udara dingin sekaligus window shopping bisa membuat kepala juga ikutan mendingin.

Tetapi kemudian alangkah terkejutnya teman saya ketika ia menyaksikan teman-temannya yang sama-sama Muslim, makan dengan santainya di siang hari ketika Ramadan. Teman saya yang sedang berpuasa jadi salah tingkah sendiri, ia akhirnya hanya duduk diam mengobrol selama temannya yang lebih senior semua menyantap makanannya.

Oh ya, teman saya juga cerita, kebetulan ia makan di tempat dengan tirai tertutup, sehingga tak terlihat dari luar restoran. Tapi tetap saja ada perasaan tak nyaman ketika berada di tengah-tengah teman sesama karyawan tersebut. Dari sini, teman saya merasa bahwa ada baiknya juga tempat makan ditutup selama bulan Ramadan.

Alasan Mengapa Warung Tak Wajib Tutup Saat Siang Ramadan

Mendengar cerita teman saya, saya tak lantas setuju dengannya. Menurut saya pribadi, terdapat beberapa alasan lebih berat mengapa warung makan sebetulnya sah-sah saja dibuka selama umat Muslim berpuasa. Alasan-alasan tersebut antara lain:

1. Ada Ibu Hamil dan Menyusui yang Tidak Berpuasa

Cerita seorang senior saya lain lagi.  Kemarin ia baru saja mencak-mencak di twitter. Dirinya sedang berbadan dua, namun ketika beraktivitas, ia merasa sangat sulit mencari warung makan atau kantin yang buka di jam istirahat siang. Padahal, kita sama-sama tahu penting sekali asupan gizi bagi ibu dan janin yang sedang dikandungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun