Mohon tunggu...
Muhammad Diponegoro
Muhammad Diponegoro Mohon Tunggu... Lainnya - Sesekali menulis dan merekam

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panggil Aku Pencuri Amatir!

18 Juli 2020   12:25 Diperbarui: 18 Juli 2020   12:25 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://radarindo.co.id/2020/02/25/headline/polisi-selidiki-kasus-pencurian-79-tabung-gas-di-spbu-medan/ 

Ketika itu, Daud berjalan tanpa tujuan. Ia sudah kehabisan akal untuk bisa mendapatkan uang dengan segera, di sisi lain ia memikirkan ketiga anaknya yang kelaparan di rumah, dan istrinya yang akan mengusirnya jika ia pulang dengan tangan hampa. Daud sambil berjalan terus memaki dirinya. Jika kamu melihatnya, ia seperti orang linglung yang berjalan hanya memandang aspal sembari bersungut.

Tanpa disadari Daud berjalan hingga Taman Sari. Hampir 10 kilometer dari rumah mertuanya. Rasa lelah membuat Daud menghentikan langkahnya untuk duduk menepi di trotoar jalan.

Dari kejauhan Daud melihat sebuah warung kelontong yang penampakan depannya disesaki barang dagangan. Ada makanan ringan yang tergantung, kardus-kardus minuman, serta  tabung gas tiga kilo yang tersusun rapi di bagian muka warung---sampai-sampai hanya menyisakan jalan sempit bagi pembeli untuk masuk membayar.

Dengan langkah yang berat, Daud mendekati warung itu sambil melihat situasi di sekelilingnya. Di bawah spanduk rokok yang menggantung, ia sempat terdiam sejenak, kemudian bergegas mengambil tabung gas tiga kilo yang berada di sisi kanannya. Sialnya, ternyata rantai gembok masih melilit pada tabung gas yang ia ambil. Daud sontak panik, ia kemudian berusaha menarik paksa rantai itu, namun usahanya gagal setelah pemilik warung memergokinya.

Pencurian perdana Daud berujung sia-sia. Ia malah diburu, kemudian disiksa layaknya binatang oleh orang-orang yang merasa punya hak untuk menghakimi.

***

Daud tiba di Polsek Taman Sari dengan badan bersimbah darah, pelipis kirinya tersobek akibat hantaman benda keras, dan engsel kaki kanannya terlepas karena dilindas sepeda motor. Ia pada saat itu didudukan di lantai oleh petugas dari kepolisian. Beberapa orang terlihat mengerumuninya, tetapi ia hanya diam tertunduk lesu dengan kedua tangan terborgol.

Sore berganti malam, Daud kemudian diinterogasi oleh salah satu penyidik di Polsek Taman Sari yang sebelumnya mendatangi rumah mertuanya dan warung kelontong tempat ia mencuri.

"Apa iya kamu nggak punya uang?"

"Bener Pak, Demi Allah, saya nggak punya uang. Keluarga belum makan dua hari. Kalo hari ini saya nggak dapet uang saya nggak boleh pulang sama istri,Pak." 

"Terus dulu kerjanya apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun