Mohon tunggu...
Muhammad Diponegoro
Muhammad Diponegoro Mohon Tunggu... Lainnya - Sesekali menulis dan merekam

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Hadiah Kecil untuk Sang Juru Masak

15 Juli 2020   11:57 Diperbarui: 16 Juli 2020   18:55 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: iStock Photo)

Seketika itu Ariani mendapatkan ide memberikan daging has dalam impor yang harganya lebih mahal dua kali lipat ketimbang daging yang biasa pria itu pesan. Ketika pria itu kembali, Ariani buru-buru memasukan daging tersebut ke dalam plastik.

Saat pria itu pergi, usai sedikit mengobrol, Ariani merasa kegirangan sendiri. Sepanjang hari ia membayangkan kejadian ketika pria idamannya itu mendapatkan kejutan darinya. 

Ketika sedang memotong daging, atau ketika sedang melumuri daging dengan bumbu, atau ketika sedang mencicipinya. Ternyata berandai-andai seperti itu memicu perut Ariani bergejolak.

Tak disangka sehari setelah Ariani memberi sebuah 'hadiah kecil', pria itu muncul kembali ke lapak Ariani. Kejadian itu cukup mengagetkannya, karena hari itu adalah hari Sabtu, hari yang tak semestinya pria itu datang. Ariani segera mengikat rambutnya yang terurai, kemudian ia segera menyapu sisa-sisa kulit bawang yang menempel di bajunya dengan telapak tangannya. Saat itu Ariani sedang membantu kawannya di lapak sebelah mengupas kulit bawang.

"Mbak, Terima kasih. Saya jadi tidak enak," kata pria itu sambil tersenyum.

"Terima kasih untuk apa, bang?" tanya Ariani berpura-pura.

"Untuk dagingnya, mbak. Aku tahu itu daging mahal, dan kemarin daging itu aku masak untuk Dendeng Batokok, dan ternyata masakanku itu langsung ludes dibeli pelanggan!"

"Wah, Alhamdulillah. Seneng bisa bantu Abang."

"Amir, namaku Amir." pria itu kemudian menjulurkan tangannya.

"Ariani, tapi biasa dipanggil Ani, bang." jawabnya sambil tersipu malu.

Semenjak perkenalan itu, Ariani berjumpa dengan Amir tidak hanya di lapaknya saja, Ariani juga sewaktu-waktu diajak Amir mengobrol di jalan Melati, atau di tempat di mana keduanya ingin menghabiskan waktu bersama tanpa harus terganggu oleh para pelanggan yang ingin membeli daging mentah atau Dendeng Batokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun