Mohon tunggu...
Boby Lukman Piliang
Boby Lukman Piliang Mohon Tunggu... Politisi - Penulis, Penyair dan Pemimpi Kawakan

Penulis, Penyair dan Pemimpi Kawakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Kembali ke Kampus Ustad Irwan Prayitno

25 Februari 2021   08:21 Diperbarui: 25 Februari 2021   08:32 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terlalu banyak yang ingin saya tuliskan tentang perjalanan sepuluh tahun Gubernur Sumatera Barat periode 2010 - 2021 Prof. Dr. Irwan Prayitno, M.Sc memimpin Sumatera Barat. Datang dari rantau dengan bekal sebagai anggota DPR RI tiga periode dan bahkan sempat dua kali menjadi ketua komisi adalah bekal utama bagi Ustad Irwan (begitu saya biasa memanggilnya) maju dan ikut serta dalam kontestasi Pilkada di tahun 2010.

Keikut sertaan Irwan di Pilkada 2010 mengejutkan. Namanya santer disebut sebagai kandidat kuat dan diperhitungkan. Namun sampai hari terakhir pengajuan calon ke KPU, ia masih belum menemukan calon wakil dan partai pengusung juga belum jelas. Hanya satu partai politik yang pasti mengusung Irwan, yaitu Partai Keadilan Sejahtera, sementara partai lain sudah berkemas. Irwan malam itu diambang keraguan, sementara calon wakilnya yaitu Bupati Padang Pariaman periode 2000 - 2010 Muslim Kasim masih berusaha meyakinkan Partai Bintang Reformasi untuk mau berkoalisi dengan PKS dan mencalonkan dirinya.

Informasi yang saya dapatkan, kesepakatan antara PKS dan PBR serta kesepakatan personal antara IP dan MK tercapai pada malam hari beberapa jam saja menjelang pendaftaran Cagub/Cawagub ditutup oleh KPU Sumbar pada waktu itu.

Pasangan IP-MK melenggang ke kursi pememang. Mereka mengalahkan calon petahana Gubernur Marlis Rahman yang berpasangan dengan Bupati Agam Aristo Munandar. IP-MK unggul dengan selisih hampir tiga persen suara dibanding pasangan Marlis - Aristo.

Kini setelah sepuluh tahun memimpin Sumbar, Irwan tentu harus kembali ke rumah. Ia telah menyelesaikan tugas dan amanah sebagai pemimpin bagi masyarakat Sumatera Barat dan orang Minang dibelahan dunia manapun. Dipundaknya telah ditumpangkan berbagai harapan dan tentu tidak sedikit pula yang sudah dipenuhi.

Memang tidak mudah menjadi Gubernur dimasa itu. Pasca musibah gempa bumi dashyat tahun 2009 tidak hanya merubah arah pembangunan Sumatera Barat, namun juga merubah paradigma dan cara hidup masyarakat. Irwan dan MK pada waktu itu harus berusaha keras mengembalikan mental masyarakat yang trauma karena gempa.

Kesulitan ?, tentu saja, semua infrastruktur relatif tidak bisa dimanfaatkan, pun dengan pranata pemerintahan dan sosial yang ada. Namun Irwan tidak menyerah. Ia menghadapi semua dengan optimis bahkan ditengah cibiran dari kelompok masyarakat yang tidak mendukung langkahnya.

Berbekal sebagai Doktor di bidang psikologi dan pengalaman sebagai konsultan manajemen membuat langkah Irwan menjadi ringan dan lancar. Ia berkelit lincah dari semua rintangan yang ada. Hambatan birokarasi di pemerintahan propinsi ia selesaikan dengan mudah.

Penempatan pejabat dilakukan dengan cara baru. Irwan tidak asal tunjuk. Ia menggandeng perguruan tinggi untuk melakukan uji piskologi dan kompetensi. Tujuannya jelas, agar aselerasi pemerintahan dapat berjalan baik. Pejabat yang mendukuki pos di dinas, badan dan kantor benar benar mereka yang kompeten dan kapabel. Irwan diprotes, ia bergeming. Baginya itu perlu sebab jajaran pemerintahan yang akan membantunya menjalankan visi dan misi sebagai Gubernur harus memenuhi kriteria yang ditetapkan dan berstandar tinggi.

Hasilnya, berbagai penghargaan diterima pemerintah propinsi Sumbar. Tidak hanya dari pemerintah pusat, dari sisi akuntabilitas pemanfaatan dan penggunaan keuangan daerah, pemerintah Propinsi Sumbar juga berulang kali diganjar opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI).

Irwan memang menghadapi kendala politis. Ia berasal dari partai politik yang kurang mendapatkan dukungan. Di DPRD Sumbar, kursi PKS jauh lebih kecil dibanding kursi Demokrat, Golkar, PPP dan PAN. Namun hal itu justru dijadikan tantangan bagi Irwan untuk bisa berbuat lebih banyak. Alhasil dalam setiap pembahasan RAPBD hingga penetapan, langkah Tim Anggaran Pemerintah Daerah relatif mulus dan disetujui kalangan legislatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun