Mohon tunggu...
dio
dio Mohon Tunggu... -

its all good

Selanjutnya

Tutup

Politik

ASYIK Kalah Jualan Mahfud

14 Juli 2018   12:11 Diperbarui: 14 Juli 2018   12:38 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada kata salah dalam berpolitik. Apa saja mungkin dan bisa dilakukan, yang membatasi  pengertian kawan dan lawan hanyalah adanya kepentingan yang sama, itu saja. Walaupun begitu, menurut penulis seorang politisi sejati harusnya dapat menjunjung tinggi moral dan etika. Sebuah kemenangan harus diamini dengan elegan, dan kekalahan harus diakui dengan jantan.

Berbicara menang atau kalah, penulis masih ingat betul pasangan calon gubernur yang kemarin bertarung memperebutkan wilayah Jawa Barat. Mayjen TNI (Purn.) Sudrajat dan Ahmad Syaiku (Asyik). Diusung oleh tiga partai yaitu Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional, nyatanya suara Asyik belum mampu terdongkrak dan harus kalah dengan pasangan Rindu.

Ada satu tagar dari pasangan Asyik saat melakukan kampanye kemarin, dan cukup menggelegar yaitu; #AsyikMenangPrabowoPresiden. Tagar yang ramai malang melintang di sosial media serta alat peraga kampanye pasangan ini pun sempat membuat ricuh tidak hanya jagat maya maupun saat penutupan debat publik putaran kedua di kampus Universitas Indonesia.

Memang kalau Asyik menang siapa sih calon presiden pengganti di 2019? Sampai saat ini belum ada yang bisa menjawab dengan gamblang pertanyaan penulis. Ada yang bilang Prabowo, namun nyatanya sampai hari ini Partai Gerindra masih belum dapat memastikan hal tersebut. Lalu apakah kalau Prabowo masih didera kagalauan terkait Pilpres 2019, lantas membuat Sudrajat berbalik arah?

Dalam sebuah postingan bocoran foto di akun Twitter @Ratu_Adil hari ini, terlihat sosok Sudrajat (mantan Cagub Jabar 2018) yang tengah mendampingi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Keduanya terlihat sedang dalam pembicaraan serius dengan para taipan-taipan China yang di fasilitasi oleh Wahyu Muryadi (mantan Pemred Majalah Tempo)

https://twitter.com/ratu_adil/status/1017649111565103105
https://twitter.com/ratu_adil/status/1017649111565103105
Menurut akun tersebut, pertemuan itu diadakan di kantor Lembaga Indonesia -- China (LIC) yang setau penulis terletak di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat. Lembaga yang berfokus pada kerjasama ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia -- China tersebut merupakan sebuah think tank yang juga turut di'bekingi' oleh taipan-taipan dari Sinarmas, Gajah Tunggal, Pakuwon, dan lain sebagainya.

Apakah pertemuan tersebut terkait Pilpres 2019? Sepertinya iya.

Dan tiba-tiba saja semuanya jadi terlihat masuk akal, mengapa pertemuan tersebut dapat terjadi. Mahfud yang digadang-gadang bakal mendampingi petahana Jokowi bukan berasal dari golongan pengusaha. Tidak memiliki cukup modal. Sehingga mau tidak mau harus mencari donator yang bersedia mensupport seluruh biaya kampanye atau mahar yang akan ia keluarkan saat bertarung nanti. Siapa lagi kalau bukan taipan?

Lalu bagaimana keterlibatan Sudrajat dalam pertemuan tersebut? Jika Anda googling mengenai biografi sang purnawirawan tersebut, maka akan banyak sekali informasi ditemukan bahwa yang bersangkutan ternyata pernah menjabat sebagai Duta Besar China dan Mongolia pada tahun 2005 lalu. Pengalaman sebagai Dubes China pada akhirnya sangat menjelaskan kehadirannya dalam pertemuan tersebut.

Sosok Sudrajat adalah kunci dari semuanya. Pengalaman menjalin hubungan baik dengan para pengusaha sukses dari China menjadikan mantan cagub tersebut sebagai hub alias pusat  yang menghubungkan antara para investor China alias para taipan dengan para penerima pendanaan (funding) di Indonesia. Dalam hal ini adalah cawapres Mahfud MD.

Bagaimana dengan keterlibatan Wahyu Muryadi sebagai mantan orang nomor satu di Majalah Tempo pada pertemuan tersebut? Perlu diketahui juga, menurut berbagai informasi yang berhasil penulis dapatkan, posisi Wahyu adalah sebagai Person In Charge (PIC) di Lembaga Indonesia -- China tersebut. Kedekatannya dengan para taipan di Indonesia memang sudah menjadi rahasia umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun