Mohon tunggu...
dio
dio Mohon Tunggu... -

its all good

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebijakan "Lego" Gubernur Jaman Now

21 Maret 2018   16:41 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:50 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: ngopibareng.id

Siapa yang tidak tau Anies Baswedan, sosok gubernur Jakarta yang kontroversial. Sejak dilantik menjadi gubernur beberapa bulan lalu, Anies menjalankan pemerintahan jakarta dengan banyak polemik. Anies membuat kebijakan-kebijakan yang menurut sebagian orang tidak masuk akal. Sebut saja kebijakan tentang penertiban PKL. Anies menutup jalan jati baru raya tanpa kebijakan tertulis sebelumnya untuk dimanfaatkan PKL berjualan bahkan mengabaikan saran dari kepolisian terkait penutupan jalan tersebut. Terkait dengan kebijakan ini, Anies dilaporkan kepihak yang berwajib.

Bukan cuma kebijakan yang aneh dan tidak msuk akal, Anies juga membuat kebijakan yang cenderung berkebalikan dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya, sebut saja saat pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Beberapa contohnya adalah masalah legalisasi sepeda motor masuk ke jalan Sudirman-Thamrin yang dulu dilarang. Pelarangan ini dilakukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas di daerah itu dan sekarang larangan dicabut dengan alasan keadilan bagi seluruh rakyat Jakarta (CNNIndonesia.com)

Lalu ada lagi masalah pembukaan Monas untuk kegiatan publik dan pelegalan becak di Jakarta yang berlandaskan kepada azas keberpihakan. Monas yang dulu dilarang untuk umum karena beberapa alasan yang masuk akal lalu dibuka untuk umum. Kebijakan ini berimabas pada rusaknya rerumputan di lapangan monas. Selain itu, kebijakan ini juga membuat monas menjadi tampak kumuh (Kompas.com). sedangkan becak masih dalam tahap wacana dan persiapan. Becak yang dari puluhan tahun lalu dilarang di jakarta akan kembali diperbolehkan beroperasi. Alasan untuk program ini cukup unik, karena janji politik Anies saat berkampanye (Tempo.co)

Selanjutnya ada masalah penghapusan RPTRA dari anggaran belanja tahun 2019. RPTRA merupakan salah satu program Ahok yang paling sukses jika dibandingkan dengan program yang lain. Pada masanya, Ahok berhasil membangun ratusan RPTRA yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana belajar mengajar bagi anak-anak. Penghapusan program ini dianggap bernilai politis, karena merupakan program dari pemerintahan sebelumnya dan dinilai tidak menguntungkan bagi pemerintahan Anies (Beritasatu.com)

Dan yang paling kontroversial adalah perubahan design revitalisasi trotoar Sudirman-Thamrin. Revitalisasi ini dicanangkan oleh masa pemerintahan gubernur Ahok, lalu dimatangkan pada masa pemerintahan Djarot. Lucunya design revitalisasi trotoar ini dirombak dan diganti pada masa pemerintahan Anies. Anies memberikan alasan bahwa design trotoar yang lama tidak indah di hati. Setelah design ini diumumkan, penolakan demi penolakan terus terjadi. Salah satunya disampaikan oleh Walhi dan Koalisi Pejalan Kaki yang menolak kebijakan anies untuk membongkar jalur hijau dan memindahkan sekitar 400 pohon ke waduk Pluit (Tempo.co).

Anies memang memiliki gaya sendiri dalam menjalankan pemerintahan Jakarta. Ia seperti ingin melakukan banyak kebijakan dan menorehkan namanya disetiap sudut pembangunan Jakarta. Namun alangkah baiknya keinginan ini dilakukan tanpa merusak keberhasilan dari pemerintahan yang sebelumnya. Apa yang dilakukan Anies hari ini, sangat jelas terlihat bahwa ia berambisi untuk "membumihanguskan" semua keberhasilan pemerintahan sebelumnya, terutama keberhasilan pemerintahan Ahok.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun