Mohon tunggu...
DionFakhiri
DionFakhiri Mohon Tunggu... Freelancer - Hobby

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Menjaga Jarak 'Social Distancing' untuk Mencegah Penyebaran Covid-19

30 Maret 2020   14:43 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:50 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

MENJAGA jarak dari orang di sekitar atau kini tren disebut dengan social distancing merupakan satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. 

Kebijakan untuk melakukan social distancing ini berdampak pada aktivitas di masyarakat. Seperti adanya pengalihan kegiatan belajar tatap muka beralih menjadi kelas online atau daring. Selain itu beberapa kantor negeri dan swasta juga menginstruksikan untuk Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah.

Dalam Ilmu Sosiologi terdapat istilah social distance yang biasa digunakan oleh sosiolog. Namun terdapat sedikit perbedaan makna. Social distance memiliki arti jarak sosial yang menekankan makna "sosial" menjadi "status sosial individu".

Sebagai contoh, antara kalangan ekonomi kelas atas dan bawah atau persahabatan antara dua orang. Salah satu yang mempengaruhi social distance adalah kepercayaan. Misal, jika kedua individu bersahabat maka mereka saling memiliki kepercayaan yang tinggi.

Istilah social distancing ini muncul dan digunakan oleh mereka yang bergerak di dunia kesehatan untuk mengimbau masyarakat terkait dengan wabah Covid-19. Tujuannya, supaya masyarakat bisa memberikan jarak antar individu dan penularan bisa dicegah.

World Health Organization (WHO) merespons makna social distancing di masyarakat. WHO menyarankan menggunakan physical distancing sebagai frasa untuk megedukasi masyarakat. Saran ini diberikan dengan dasar physical distancing memiliki makna jarak fisik bukan jarak sosial dengan orang-orang terdekat kita.

Terlepas dari istilah tersebut, di situasi saat ini yang paling penting adalah memberikan sosialiasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga jarak satu dengan yang lain. Dengan demikian penularan virus ini bisa terputus.

Indonesia dengan latar belakang budaya yang kuat membuat kebijakan social distancing sedikit sulit untuk diberlakukan. Contohnya di Kota Solo masih ditemui masyarakat yang berkerumun di beberapa titik. Sikap pekewuh yang melekat dalam mayoritas warga Solo membuat mereka tetap menghadiri kegiatan berkelompok. Salah satunya kegiatan rewang, atau hajatan di desa.

Tidak hanya itu beberapa aktivitas ibadah masih tetap dijalankan bersama-sama dengan memegang teguh kepercayaan bahwa Tuhan akan melindungi mereka. Padahal sudah dikeluarkan secara resmi oleh pihak-pihak berwenang dan pihak ahli untuk beribadah dari rumah.

Berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah sudah dikaji sebelumnya sehingga peran-peran tokoh masyarakat menjadi penting dan berpengaruh dalam menyampaikan kebijakan tersebut.

Gerakan serentak oleh semua lini perlu dilakukan untuk melakukan sosialisasi mulai dari tokoh-tokoh agama, pendidikan, pejabat pemerintah serta semua yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Ini penting karena ketika dari kelompok medis sudah berusaha untuk mengobati, tetapi masyarakat tidak mendukung akan sama saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun