Mohon tunggu...
Dionisius Yusuf
Dionisius Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang pendidik

Seseorang yang sedang belajar menulis tentang banyak hal, silahkan colek saya di IG @ichbindion, dan FB Dionisio Jusuf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Kedua Karantina di Wisma Atlet: Saya Tidak Sendirian

8 Agustus 2020   14:57 Diperbarui: 8 Agustus 2020   16:34 4068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan senja Kota Jakarta dari Wisma Atlet, tempat tinggal saya "sementara" (dok. pribadi)

Sepertinya acara pagi itu adalah tempat di mana sesama pasien dapat berbagi cerita dan menghilangkan kebosanan selama mengurung diri di kamar.

Saya juga mengajak bicara beberapa dari mereka. Banyak kisah haru dan duka yang terlukis dari ucapan mereka. Saya akan mencoba membagikan kisah mereka di lain kesempatan. Jujur hati ini terenyuh melihat beberapa dari mereka.

Akhirnya saya bisa berucap, “Terima kasih Tuhan, kondisi saya dan keluarga saya lebih baik dari mereka“. Tiada hentinya saya bersyukur, walau dalam sakit ini masih ada yang lebih menderita dibanding saya.

Sekitar satu jam lebih saya berada di jogging track lantai 16 untuk memperoleh vitamin D secara alami yang katanya baik untuk penderita covid-19. Setelah selesai beraktivitas, saya kembali ke ruang poli untuk mengambil snack. Ya...lumayan ada snack.

Isi snack-nya pun lumayan pada pagi ini: ada lemper, roti, dan susu ovaltine. Nikmat mana lagi yang kau dustakan, Dion, saya berkata dalam hati.

Menjelang pukul 12, ada pesan masuk di WA group lantai 18. Makan siang sudah tersedia. Belum habis rasa kenyang ini, makan siang sudah datang. Bergegas saya menuju ruang poli untuk mengambil makan siang. Saat itu tidak banyak orang yang mengantre. Mungkin karena tidak ada kegiatan konsul dan mengambil obat.

Menu siang yang disajikan berbeda dengan menu pagi. Ada nasi, sepotong daging goreng, ikan, sayur, dan tidak lupa buah jeruk. Tak lupa saya mengambil satu botol air mineral. Teman-teman, untuk rasa makan siang, ya so so lah. Bolehlah dikasih nilai 7.

Setelah makan siang….waktunya molor. Menghilangkan kepenatan dan kebosanan.

Tak terasa sudah hampir 3 jam saya terlelap dalam tidur (siang). Spontan tubuh ini terbangun setelah melirik jam tangan. What? Sudah mau pukul 4 sore. Buru-buru saya bangun dan bergegas menuju lantai 32. Kata beberapa pasien, sore adalah waktu yang tepat untuk melihat keindahan Kota Jakarta dari rooftop Wisma Atlet.

Bener teman-teman yang dibilang orang-orang tersebut. Jakarta sungguh indah jika dilihat dari rooftop Wisma Atlet. Terima kasih, Tuhan, saya masih boleh melihat hiruk pikuknya sebagian wajah Jakarta dan yang pasti indahnya matahari mau terbenam. Nikmat yang sungguh tak terkira. 

Di saat sakit, Tuhan masih kasih karunia kepada saya untuk melihat itu semua. Saya menikmati hari kedua saya di rooftop Wisma Atlet untuk beberapa jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun