Mohon tunggu...
Dionisius Riandika
Dionisius Riandika Mohon Tunggu... Guru - Seorang Educator, Hipnomotivator, Hipnoterapis, Trainer, Penulis

Lahir di Kota Ambarawa, Kabupaten Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspada Ancaman Virus Berita

2 Juli 2021   02:33 Diperbarui: 2 Juli 2021   02:51 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini, pandemi Covid-19 kembali merebak. Varian virus Corona semakin marak. Diduga, varian-variannya memiliki penyebaran yang lebih galak. Akibatnya, grafik lonjakan jumlah orang yang terdampak kian memuncak. 

Dalam menyikapi geger pandemi Covid-19 kali ini, masyarakat masih dihantui ketakutan. Tak mengherankan, sebab bombardir berita di berbagai media justru menyulut kekhawatiran. Dampaknya, masyarakat dilanda dua pandemi secara simultan.

Pertama, pandemi Covid-19 yang masih menjadi ancaman. Kedua, pandemi berita yang cenderung melumpuhkan pikiran. Keduanya dapat dikategorikan sebagai virus yang sama-sama mematikan.

Virus Corona dengan berbagai variannya masih berpotensi mengakibatkan kematian jasmani. Virus berita yang cenderung melemahkan pikiran berpotensi membunuh psikologi.

Konten berita yang mewartakan grafik lonjakan pasien Covid-19 jelas memicu kecemasan. Terlebih, diiringi berita tentang tingginya kasus kematian yang diakibatkan. Kemudian, disusul dengan informasi tentang berbagai kebijakan baru yang menguatkan image bahwa keadaan kian rawan.

Dua pandemi ini masih akan terus menggelombang. Maka, cara menyikapinya pun harus seimbang. Protokol kesehatan fisik tetap harus dijalankan dengan penuh kesadara. Seiring dengan hal tersebut, protokol kesehatan psikologis pun wajib dilakukan. 

Gerakan 5 M yang masih menjadi solusi alternatif yang paling mungkin dilakukan, tetap harus dijalani. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. 

Gerakan 5 M tersebut juga berlaku untuk menjaga kesehatan psikologi dan pikiran. Memakai masker, artinya menyaring berita atau informasi secara berlapis sehingga tidak mengakibatkan pikiran negatif yang berdampak pada terganggunya kondisi psikologi. Menjaga jarak dari hujan berita dan informasi dengan tidak terlalu banyak membaca, mendengar, atau menonton  berita atau informasi yang berkaitan dengan pandemi Covid-19. Ini penting supaya pikiran tetap stabil dan kondisi psikologi terjaga tenang. 

Mencuci tangan, artinya membersihkan tangan dari kecenderungan "klik" untuk mengakses berita, termasuk "klik" untuk meneruskan berita-berita yang bersifat negatif. Menjauhi kerumunan, berarti menjauhi obrolan grup termasuk bergosip tentang isu-isu sensitif yang mampu memicu bertambahnya kekhawatiran. Mengurangi mobilitas pikiran, dapat dilakukan dengan cara memusatkan pikiran melalui doa dan meditasi.

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang berakal budi. Akal dan budi itu harus diolah untuk memanage berbagai keadaan sehingga manusia tetap survive dalam segala situasi.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun