Mohon tunggu...
Dion Ginanto
Dion Ginanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru, Peneliti, Penulis, dan Pengamat Pendidikan

Dion Ginanto received his undergraduate degree in TESOL (Teaching English as a Second Language) from Jambi University. He was awarded “MAWAPRESNAS” (the best student award by the Ministry of Education and Culture) in 2006. He was also an AIYEP-er 2007/2008 (Australia Indonesia Youth Exchange Program). In 2009, he joined to the short course training of the KAPLAN TKT program in New Zealand. Currently, he is doing his master at Michigan State University (MA, K-12 Educational Administration). He has published his first book entitled: “Jadi Pendidik Kreatif dan Inspiratif: Cara Mengobati 10 Penyakit Profesional. He works at SMA N 1 Batanghari, Jambi, as a teacher. He also teaches at Islamic State University Jambi, and IAIN Batanghari Jambi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Orangtua di Tengah Virus Corona

18 April 2020   23:07 Diperbarui: 18 April 2020   23:02 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir-akhir ini media sosial banyak dipenuhi sederet keluhan orang tua, khusunya emak-emak sebagai imbas dirumahkannya siswa-siswi di Indonesia. 

Tidak sedikit pula yang kemudian berterimakasih kepada guru, karena mereka baru meyadari betapa pentingnya peran guru untuk mendidik putra-putri mereka. 

Betapa tidak, masih kurang 14 hari anak sekolah belajar dari rumah, suasana emosi orang tua semakin hari semakin meningkat. Namun demikian, tidak semua orang tua yang mengeluh, mereka yang telah memahami peran orang tua di rumah malah menikmati personal bonding yang kembali tercipta karena Corona. 

Lalu bagiamana sebenarnya peran orang tua di rumah? Sehingga meskipun harus work from home, mengurus rumah, dan dalam waktu yang bersamaan harus menjadi guru di rumah, namun tetap memberikan peran yang maksimal? Melalui tulisan ini saya ingin berbagi tentang Parental Involvement, program yang selalu digaungkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia. Saya berharap, tulisan ini dapat membantu orangtua sehingga tidak ada lagi keluhan tetang susahnya menjadi guru di rumah.

Peran Orangtua atau penyertaan orang atau dalam bahasa Inggris disebut parental involvement telah terbukti menjadi salah satu yang mempunyai peran efektif dalam meningkatkan prestasi siswa, memperbaiki tingkah laku siswa, dan meningkatkan angka kelususan sekolah (Khalifa, 2010, Epstein, 2009, & Noguera, 2004). 

Saya sangat setuju, karena dibanding peningkatan mutu guru, dan peningkatan kualitas infrasturktur, peningkatkan peran aktif orang tua di sekolah relatif tidak menyerap banyak anggaran pendidikan. Akan tetapi, meski murah, efek yang didapat sangat signifikan untuk keberhasilan perserta didik.

Epstein (2009) membuat enam bentuk penyertaan orang tua (parental involvement framework) pada pendidikan anak di sekolah: Volunteering (menjadi tenaga sukarelawan di sekolah), Learning at home (membantu balajar siswa di rumah), Parenting, Communicating (komunikasi dua arah: rumah-sekolah), Decision making (turut serta dalam membuat keputusan sekolah, jika perlu), dan Collaborating with the community (bekerja sama dengan masyarakat). 

Enam kerangka penyertaan orangtua ini menjadi rujukan pada sekolah-sekolah baik di Amerika maupun Eropa hingga saat ini.

Dari ke-enam model di atas, ada dua jenis peranan orangtua yang harus benar-benar diaktifkan di masa Covid-19 seperti saat ini, yakni learning at home dan parenting. 

Learning at home intinya adalah bagaiamana orangtua (termasuk di dalamnya: ibu, bapak, kakak, nenek, kakek, serta paman tau bibi) dapat memberikan bantuan kepada siswa-siswi ketika berada di rumah terkait pekerjaan rumah (PR), projek, atau sekedar untuk mempersiapkan materi yang akan dipelajari esok harinya. 

Sementara parenting adalah bentuk pengasuhan orang tua pada anak yang meliputi memberi makan, memberi bekal kehidupan, memberi perlindungan, dan mencukupi kebutuhan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun