Mohon tunggu...
Dinoto Indramayu
Dinoto Indramayu Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan belajar....

Setiap saat saya mencoba merangkai kata, beberapa diantaranya dihimpun di : www.segudang-cerita-tua.blogspot.com Sekarang, saya ingin mencoba merambah ke ranah yang lebih luas bersamamu, Kompasiana....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pindang Sepaso

10 Januari 2018   11:39 Diperbarui: 10 Januari 2018   11:44 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Merunut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) :

Pindang dapat diartikan :

pin*dang ikan yg digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus sampai kering agar dapat tahan lama (Baca)

Paso atau pasu dalam Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai :

pa*sun bejana atau jambangan besar, dibuat dr tanah untuk tempat air dsb (Baca) 

Dari dua pengertian kata asal di atas, maka pindang sepaso dapat diartikan sebagai ikan yang dipindang yang banyaknya satu pasu.  Pindang yang berjejer dan terletak beraturan dalam pasu.

Begitual kira-kira arti harfiah dari istilah pindang sepaso yang menjadi judul tulisan ini dan merupakan tindaklanjut dari tulisan saya kemarin di Kompasiana berjudul Tumbal.

Tetapi dalam hal tumbal-menumbal, pindang sepaso mempunyai makna lain.  Sebuah makna yang mungkin sangat perlu dimengerti oleh semua pihak, terutama orang-orang yang berambisi mencapai tujuan hidup untuk lebih baik dengan berbagai cara. 

Bukan lagi rahasia kalau untuk mencapai ambisi, terlepas dari latar belakang agama yang kuat sekalipun, tidak sedikit yang tergoda untuk menempuh jalan kiri.  Jalan yang bertentangan dengan keyakinan ketika hati bersih dari ambisi.

Terlalu banyak contoh anomaly yang terjadi dalam kehidupan saat ini, mereka yang berkoar menghidupkan agama malah hidup dari agama, tidak sedikit yang fasih bertutur kemurnian ajaran agama malah berperilaku kotor.  Belum lama ini bahkan rakyat Indonesia menjadi saksi orang-orang yang mengurus agama malah menyalahgunakan agamanya.

Ajang adu gengsi dan ambisi dalam berbagai kontes terutama yang bertajuk Pemilihan Umum pun tidak pernah terlepas dari anomaly.  Orang pilihan yang semestinya berperilaku pilihan tidak jarang yang malah terjebak dan memilih berbagai jalan untuk mencapai tujuan.    Termasuk jalan yang menyimpang menurut pengertian orang banyak.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun