Mohon tunggu...
din_
din_ Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang

Penyuka mie ayam, sate ayam dan drama korea.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Stasiun Kereta

14 Juli 2019   07:15 Diperbarui: 14 Juli 2019   09:46 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

untaian kata mendesirkan jiwa

pada pagi yang masih dingin

langkah kecil berhenti di peron

gerbong sepuluh 

Masih menatap sumringah

pada ponsel pintarnya

mengabaikan riuh dan bunyi

pertanda kereta hampir tiba

Tubuh berasak-asakan 

di antaranya mendoa, tafakur 

terpaku pada layar

menanti sejumput asa

debar-debar menjadi

ketika sebuah foto terkirim

seseorang berada di tengah 

kerumunan, begitu dekat dengannya

Penumpang susut berangsur 

hatinya gusar saat menunggu

debar-debar kian tak karuan

seseorang itu kini berdiri di sisinya

_din_  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun