Mohon tunggu...
Dino Fitriza
Dino Fitriza Mohon Tunggu... profesional -

Simple and easy

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dampak Pencemaran CO2 Bagi Bumi

31 Agustus 2014   23:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:58 5338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dampak Pencemaran CO2 Bagi Bumi

Konsentrasi CO2 meningkat, suhu meningkat

Tren peningkatan konsentrasi CO2 menunjukkan adanya peningkatan suhu juga. CO2 dan suhu meningkat tajam sejak tahun 1950-an. Hal ini dikarenakan, industri mulai tumbuh pesat sejak berakhirnya perang dunia ke-2. Peningkatan jumlah industri dan kendaraan bermotor meningkatkan juga emisi CO2 ke atmosfer. Selama lebih dari 140 tahun terakhir, penebangan hutan, pembakaran bahan bakar fosil, telah menaikkan konsentrasi di atmosfer sebesar hampir 100 ppm.

Peningkatan suhu telah memicu perubahan iklim yang drastis. Bencana alam, seperti angin ribut, topan, dan banjir meningkat secara drastis.

Perubahan suhu lautan, perubahan arus laut

Pencairan es di daerah kutub dan Arctic terjadi di daratan dan di lautan. Masuknya air dari es yang mencair ke lautan dapat mengubah arus lautan yang memainkan peranan penting dalam menentukan iklim dunia.

Gletser mencair

Gletser Sperry di Glacier National Park, Montana, Amerika Serikat sejak tahun 1901 terus berkurang. Dari pada 1901, luas wilayah yang tertutupi es sekitar 800 acres (375 Ha) menjadi kurang dari 250 acres (120 Ha).

Es di Kilimanjaro telah mencair lebih dari 80% sejak tahun 1912. Gletser di Garhwal Himalaya, India diperkirakan akan habis pada 2035. Runoff dari gletser yang rnencair memberi kontribusi terhadap naiknya permukaan air laut.

Permukaan air laut naik, banjir besar mengancam daerah rendah, tenggelamnya daratan

Permukaan air laut dalam satu abad terakhir terus naik, banjir besar sering terjadi di daerah pesisir. Pengikisan pantai semakin besar. Peristiwa tahunan pencairan laut es di pantai Alaska terjadi beberapa minggu lebih cepat daripada biasanya. Sejak tahun 1978, area laut es tahunan di laut Arctic telah berkurang selama 9% setiap dekade.

Negara Maladewa di Samudera Hindia, Ibukotanya Male terus diancam oleh banjir yang berasal dari gelombang laut. Maladewa setiap tahun kehilangan pantainya karena erosi air laut. Diperkirakan suatu saat nanti Maladewa dapat hilang, tenggelam karena naiknya permukaan air laut.

Kasus menarik lainnya ialah di teluk Bengal, setiap musim penghujan tiba, Pesisir Negara Bangladesh selalu dilanda banjir besar dan terancam akan tenggelam dan hilang.

Hal yang sama juga dapat terjadi di Indonesia, Jakarta dapat tenggelam karena naiknva permukaan air laut. Jakarta memiliki beberapa daerah yang berada di bawah permukaan laut. Jakarta setiap tahun menjadi langganan banjir. Pembangunan Kanal seperti yang direncanakan oleh Pemprov DKI dapat menjadi solusi, tapi sifat pemecahannya hanya sementara dan tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar untuk dapat bertahan dari ancaman banjir dan tenggelam karena naiknya permukaan air laut.

Setiap kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan hilangnya daratan di sekitar pesisir pantai. Saat ini lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia hidup pada daerah yang berada 1 meter dibawah permukaan air laut. Tuvalu, sebuah daerah kecil di Pasifik Selatan telah merencanakan evekuasi besar-besaran terhadap penduduknya karena daerah ini rentan terhadap naiknya permukaan air laut. Menurut model komputer yang telah dibuat oleh para ahli : Pada skenario terburuk, maka pada tahun 2100 M nanti konsentrasi CO2 di bumi akan menjadi 971 ppm, artinya di Negara Bangladesh saja dengan kenaikan 1 meter permukaan air laut, 70 Juta Orang lebih akan kehilangan tempat tinggal. Sedangkan pada skenario terbaik, Konsentrasi CO2 pada 2100 akan menjadi 478 ppm dan air laut akan naik sekitar 10 cm.

Menipis dan mencairnya es kutub

Penipisan lapisan es di laut Arctic sebenarnya sulit untuk diukur. Ilmuwan biasanya menggunakan data sonar bawah laut dan mendapatkan data bahwa telah teijadi penipisan sebesar 40% selama 30 tahun terakhir. Ilmuwan lain memperkirakan hanya sebesar 15 %. Diperkirakan Es akan menghilang pada 2100.

Di awal 2002, dilaporkan bahwa 1250 mil persegi lapisan es di Larsen Ice Shelf telah mencair dan pecah dari Larsen Ice Shelf. Es yang mencair akan memberikan kontribusi yang besar terhadap naiknya permukaan air laut. Hal ini seperti fenomena es yang mencair di dalam gelas yang berisi air. Bersiaplah terhadap banjir dan pengikisan pantai yang lebih besar lagi.

Cuaca berubah secara drastis

Suhu bumi yang lebih panas dapat memicu terjadinya perubahan cuaca yang lebih ekstrim. Seiring dengan tingginya pencemaran gas CO2 yang menyebabkan pemanasan global. Bumi akan mengalami suhu panas yang lebih tinggi dan lebih banyak hari-hari yang panas, lebih sedikit hari-hari sejuk, meningkatnya indeks panas, suhu malam hari yang lebih panas, kemarau yang panjang pada belahan bumi lain, dan hujan yang lebih banyak di belahan bumi sebaliknya. Selain itu, angin ribut, dan badai akan meningkat pula. Daerah yang biasanya dingin, seperti Greenland, Alaska, Siberia akan lebih hangat dibandingkan sekarang. Sebaliknya, daerah lain akan mengalami kemarau yang lebih panjang dan kekeringan, seperti Afrika, dan beberapa daerah di Khatulistiwa. Kebakaran hutan menjadi lebih sering terjadi. Beberapa ahli khawatir peningkatan suhu dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang tiba-tiba.

Danau Mengering di Afrika

Naiknya suhu bumi telah mengganggu siklus cuaca di Bumi. Di Afrika, Kemarau menjadi lebih panjang. Kemarau panjang menyebabkan terjadinya kekeringan yang luar biasa. Danau Chad, salah satu danau terbesar di Afrika, menurut perhitungan sejak tahun 1960-an telah berkurang 10% karena meningkatnya suhu. Saat ini, daerah yang dahulunya selalu tergenang air hanya menjadi daerah basah periodik. Kekeringan Danau Chad ini sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat sekitar, terutama yang bergantung pada Danau Chad dari hasil tangkapan ikan dan irigasi pertanian.

Danau membeku lebih lambat di Belahan Bumi Utara

Danau Mendota, Amerika Serikat selama musim dingin biasanya terbentuk lapisan es. Sekarang lapisan es yang terbentuk selama musim dingin, mencair 40 hari lebih cepat daripada yang terjadi 150 tahun yang lalu.

Musim dingin berakhir lebih cepat

Naiknya suhu menyebabkan musim dingin berakhir lebih cepat beberapa minggu di daerah subtropis. Salju mencair lebih cepat. Banyak sungai Subtropis yang debit airnya berkurang dibandingkan 60 tahun yang lalu. Sebagai contoh, Sungai Sacramento di Amerika Serikat, airnya berasal dari salju yang mencair, selama musim semi volumenya berkurang 12% dibandingkan satu abad yang lalu.

Musim semi datang lebih cepat, musim gugur datang Iebih lambat

Pengaruh pencemaran berlebihan CO2 juga mempengaruhi perubahan suhu dan iklim bumi. Di daerah subtropics, Musim semi dan Musim Panas datang lebih cepat dan lebih panjang. Sedangkan, musim gugur dan musim Dingin datang lebih lambat dan lebih cepat berakhir. Selama musim dingin, gumpalan salju berkurang jumlahnya dibandingkan 50 tahun yang lalu.

Es di gunung mencair

Es di gunung-gunung mencair akibat memanasnya suhu permukaan bumi. Lapisan Es di Quelccaya, Peru terus mencair tiap tahun. Berkurang lebih dari 600 Feet tiap tahun di beberapa tempat. Lapisan es ini diperkirakan hilang sebelum tahun 2100. Merugikan ribuan orang yang sangat tergantung pada air dari lapisan es ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun