Mohon tunggu...
dinnnadine
dinnnadine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Pandemi Covid-19 dengan Sosial Capital

28 Juli 2021   14:50 Diperbarui: 28 Juli 2021   14:51 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemic COVID-19 telah menimbulkan keresahan bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini tidak hanya memengaruhi kondisi fisik seseorang, tetapi juga memengaruhi kondisi psikologis masyarakat. Pandemic ini mempengaruhi psikologis orang secara luas, mulai dari cara berpikir dalam memahami informasi tentang sehat dan sakit, perubahan emosi seperti takut, khawatir, cemas serta perilaku sosial (menghindar, stigmasisasi, perilaku sehat). Selain itu, pandemic psikologi, menimbulkan prasangka, dan diskriminasi yang berpotensi menimbulkan kebencian dan konflik sosial. Penyebaran COVID-19 yang cukup luas membawa banyak dampak bagi masyarakat dan terkhusus pasien COVID-19 sendiri. Salah satu dampaknya ialah kehilangan nyawa, penurunan ekonomi, terkendala aktivitas Pendidikan, dan sosial. 

COVID-19 secara signifikan telah merubah perilaku social masyarakat hanya dalam hitungan bulan. Bukan hanya perilaku individu tetapi juga kelompok. Stigma mengenai COVID-19 mulai bermunculan. Mulai dari penolakan sampai diskriminasi terhadap orang dengan COVID-19, seperti para tenaga Kesehatan, pasien, kerabat pasien bahkan jenazah orang dengan COVID-19. Pengaruh social berkaitan bagaimana individu atau kelompok mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Dalam konteks situasi pandemic COVID-19, pengaruh social menjadi penting khususnya bagi pemerintah untuk mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mengurangi penyebaran COVID-19. Ketika situasi pandemic, keinginan untuk isolasi ditentukan oleh sikap, presepsi, norma social, dan presepsi control perilaku. Penelitian Wise, dkk menunjukkan bahwa persepsi resiko tertular dan persepsi dampak COVID-19 (ekonomi, pelayanan kesehatan) meningkat perilaku protektif individu (mencuci tangan, menjaga jarak social). Ketakutan dan kecemasan terhadap virus COVID-19 berperan penting dalam mempengaruhi perilaku protektif, seperti mencuci tangan, jarak social.

Oleh karena itu, dibutuhkan adanya social capital atau modal social dalam masyarakat. Modal social adalah suatu serangkaian nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantaranya para anggota suatu kelompok masyarakat yang saling terkait, yang didasarkan pada nilai kepercayaan, norma, dan jaringan social.

Adanya aspek kepercayaan antara masyarakat dengan pemerintah serta para tenaga Kesehatan. Menurut Fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan Kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut Bersama. Masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan dengan cara meningkat perilaku protektif individu seperti mencuci tangan, menjaga jarak social, serta mengenakan masker. Fungsi dari kepercayaan ini adalah meminimalisasi bahaya yang berasal dari aktivitas tertentu, bekerja sama di antara sesama pihak yang terlibat contohnya pasien dan tenaga Kesehatan, serta meningkatkan toleransi terhadap ketidakpastian.

Ada dua dimensi yang saling terkait, yaitu :

  • Dimensi kognitif atau kultural, berkaitan dengan nilai- nilai sikap dan keyakinan yang mempengaruhi kepercayaan, solidaritas, resiprositas yang mendorong ke arah terciptanya Kerjasama dalam masyarakat guna mencapai tujuan bersama.
  • Dimensi structural, berupa susunan ruang lingkup organisasi dan Lembaga masyarakat pada tingkat local yang mewadah dan mendorong terjadinya kegiatan0 kegiatan kolektif yang bermanfaat bagi seluruh warga masyarakat.

Dinamika dari kedua dimensi ini akan memungkinkan terjadinya keharmonisan dan juga dominasi, hegemoni, jaringan kuasa. 

Dengan adanya social capital, maka dapat menyelesaikan konflik yang ada di dalam masyarakat, memberikan kontribusi bagi terjadinya integrasi social, membentuk solidaritas social masyarakat dengan pilar kesukarelaan, membangun partisipasi masyarakat, sebagai pilar demokrasi, serta menjadi alat tawar menawar pemerintah.

Nadine Tiara_Mahasiswa Universitas Siber Asia

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun