"Kashmir memiliki budaya yang kaya dan warisan yang luar biasa dalam menghasilkan musik yang indah," ungkapnya.
Duo Irfan dan Bilal, penyanyi lokal, memberikan pelatihan kepada puluhan pemuda di dalam studio mereka menggunakan alat musik modern.
Tugas mendirikan studio yang menarik, menurut Sana, menantang di hadapan apa yang dia anggap sebagai pola pikir sosial yang membatasi perempuan.
"Saya telah mengharapkan tanggapan yang baik tetapi tidak tahu bahwa orang-orang dari luar Kashmir juga akan jatuh cinta dengan musik kami. Salah satu artis wanita kami diejek karena pakaiannya selama penampilannya, sisanya semuanya berjalan dengan lancar," tutur Sana kepada VOA.
Namun, artis seperti Mohammad Muneem dan Noor Mohammad Shah, serta duo Irfan dan Bilal membawa kembali perhatian penduduk setempat ke lagu-lagu produksi dalam negeri.
Nafeesa Jeelani adalah salah satu penyanyi wanita pendatang baru dari Kashmir. Ia memoles keterampilan menyanyinya dari Mizrab Studio yang berlokasi di Benina, lingkungan Srinagar.
Kebangkitan musik tradisional Kashmir tetap terbatas pada pria selama beberapa tahun hingga penyanyi wanita seperti Aabha Hanjura, Mehmeet Syed, Vibha Saraf dan lainnya merilis lagu mereka sendiri.
"Ada banyak orang yang mengatakan 'Mengapa perempuan membuat atau menyanyikan lagu?' tetapi pada saat yang sama menghargai laki-laki karena melakukan hal yang sama. Orang-orang sering menghubungkan nyanyian perempuan dengan agama. Saya bertanya kepada mereka kalau itu terkait dengan agama maka baik laki-laki maupun perempuan harus menjadi sasaran karena larangan agama dimaksudkan untuk kedua jenis kelamin," jelas Sana kepada VOA.