Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apakah Pakistan Benar-Benar Memaksa Pemerintah Jammu dan Kashmir untuk Bergabung dengan India pada Tahun 1947?

24 Oktober 2021   00:51 Diperbarui: 24 Oktober 2021   01:02 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pembicara webinar tentang Jammu dan Kashmir. | Sumber: CSEAS Indonesia

Pemerintah J&K, sebuah wilayah kerajaan (princely state), Maha Rajah Hari Singh tidak memutuskan untuk bergabung dengan India atau Pakistan selama periode Agustus hingga Oktober 1947. Invasi ilegal Pakistan dan kekejaman memaksa Hari Singh untuk mengaksesi J&K ke India pada tanggal 26 Oktober 1947. Jika tidak, situasinya akan berbeda.

"Kami berterima kasih kepada Pakistan untuk banyak hal. Jika Pakistan tidak menyerang Kashmir pada 22 Oktober, India tidak memiliki kesempatan. [Bagi] India bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk memutuskan," kata Utpal, yang juga merupakan Koordinator Internasional Diaspora Pandit Kashmir Global (GKPD).

Dengan pandangan yang sama, pembicara lain Veeramalla Anjaiah, seorang peneliti senior CSEAS, mengatakan bahwa kesalahan Pakistan sendiri dan ketidaksabarannya yang menyebabkan J&K bergabung dengan India.

"India harus berterima kasih kepada Pakistan karena memaksa Hari Singh untuk mengaksesi Jammu dan Kashmir ke India," kata Anjaiah, seorang jurnalis senior.  

Semuanya, menurut Utpal, adalah bagian dari permainan "memisahkan dan memerintah" Inggris. Sebelum Agustus 1947, penguasa Inggris meminta Hari Singh untuk berdiri sendiri atau untuk bergabung dengan Pakistan yang mayoritas Muslim.

"Inggris membujuknya [Hari Singh] untuk merdeka atau bergabung dengan Pakistan," kata Utpal, seorang penulis terkenal.

"Maha Rajah butuh waktu. Karena itu adalah situasi yang sangat sulit baginya. Ia adalah seorang Hindu Maha Rajah dan mayoritas adalah Muslim."

Menurut Anjaiah, Pakistan mengatakan begitu banyak kebohongan tentang Kashmir sebagai bagian dari propagandanya melawan India. Tuduhan utamanya adalah bahwa penguasa J&K pada tahun 1947 adalah seorang Hindu. Itulah sebabnya ia bergabung dengan India yang mayoritas Hindu.

Itu merupakan suatu kebohongan besar, kata Anjaiah dan Utpal.

"Hari Singh memiliki perbedaan pendapat dengan pemimpin India Jawaharlal Nehru. Pemimpin mayoritas Muslim Sheikh Abdullah menentang Pakistan dan pemimpinnya Muhammad Ali Jinnah," jelas Anjaiah.

Dan Sheikh Abdullah, teman dekat Nehru, berperang melawan kekuasaan Hari Singh. Hari Singh memenjarakan Sheikh Abdullah pada tahun 1946. Hari Singh dan Sheikh Abdullah bergandengan tangan untuk melawan penjajahan Pakistan pada tahun 1947. Akhirnya, keduanya menyetujui aksesi J&K ke India.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun