Mohon tunggu...
Dini Rahayu
Dini Rahayu Mohon Tunggu... Relawan - Menulis adalah cara terbaik dalam menuangkan ide

Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam UPI '2017 Bermanfaat untuk umat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Satu Tahun Covid-19 di Indonesia, Apa Saja Dampak dan Cara Penanggulangannya pada Bidang Pendidikan?

13 Maret 2021   16:32 Diperbarui: 13 Maret 2021   16:35 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu tahun sudah negara Indonesia mengalami pandemi Covid-19.  Sebagaimana kita ketahui COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.  Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Adapun gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan. 

Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan mengalami sakit yang serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam dan/atau batuk disertai dengan kesulitan bernapas/sesak napas, nyeri/tekanan dada, atau kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus segera mencari pertolongan medis. Jika memungkinkan, disarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat. 

Fakta lapangan menyebutkan bahwa per 12 Maret 2021 jumlah  kasus positif di Indonesia mencapai pada angka 1.410.134 jiwa dengan jumlah 1.231.454 sembuh  dari covid-19 dan sebanyak 38.229 kasus meninggal dunia. Tidak dapat dipungkiri bahwa covid-19 ini merupakan wabah yang berdampak luas pada segala bidang termasuk salah satunya pada ranah pendidikan. 

Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak.

Permasalahan lain dari adanya sistem pembelajaran secara online ini adalah akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi. Siswa terkadang tertinggal  informasi akibat dari sinyal yang kurang memadai. Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang diberikan oleh guru. Belum lagi bagi guru yang memeriksa banyak tugas yang telah diberikan kepada siswa, membuat ruang penyimpanan gadget semakin terbatas. Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik berpikir kembali, mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Yang awalnya seorang guru sudah mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan, kemudian harus mengubah model pembelajaran tersebut. 

Namun, dibalik semua dampak yang terjadi dibidang pendidikan, mulai dari banyaknya keluhan kesulitan orangtua dalam membimbing anaknya dalam belajar, atau bahkan anak yang sudah mulai bosan dengan tugas yang harus dikerjakan setiap harinya, berubahnya nilai moral anak dan permasalahan lainnya. Terdapat nilai positif yang dapat kita ambil sebagai pelajaran diantaranya banyaknya waktu yang dapat dialokasikan untuk keluarga, sehingga komunikasi anak dan orangtua dapat lebih ditingkatkan. Pembelajaran yang dilakukan di rumah pun dapat membuat orang tua lebih mudah dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan belajar anak secara langsung. Orang tua lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak dirumah. Selain hal tersebut, siswa maupun guru dapat lebih kreatif dan mampu menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara online ini. Sarana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran online antara lain, e-learning, aplikasi zoom, google classroom, youtube, maupun media sosial whatsapp. 

Maka apabila dilihat dari dampak yang terjadi akibat pandemi Covid-19 ini, diperlukan langkah penanggulangan setidaknya untuk meminimalisir kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Sehingga solusi yang dapat ditawarkan diantaranya:

1. Pemerintah

Munculnya kebijakan untuk Belajar Dari Rumah (BDR) sehingga dapat meminimalisir kontak langsung antara guru dengan siswa. Sehingga pada situasi sekarang media social pemerintah seperti TVRI bergeser fungsi dari hiburan menjadi ruang pembelajaran secara nasional dan tv swasta, bisa dimanfaatkan agar anak didik makin mendapatkan ilmu yang banyak dengan kualitas yang sama dikota maupun di desa. Generasi milenial, sekarang mungkin sudah lebih aman belajar dirumah, daripada repot dengan segudang peraturan jika keluar rumah. Oleh karena itu pemerintah segera bertindak memberikan kelonggaran untuk memberikan pulsa murah untuk pelajar, agar mereka bisa online setiap saat, ini juga sekaligus mengurangi beban orang tua. Karena bagi kaum milenial pulsa/paket lebih penting daripada makan atau jajan lainnya.

2. Orangtua Siswa 

Dari sisi orang tua memang paling berat, karena memikirkan biaya untuk kehidupan sehari-hari ditambah harus memperhatikan mendampingi anak-anak untuk belajar, mungkin harus menambah biaya untuk pulsa, agar anak-anak tetap jalan belajar dengan daring. Orang tua harus mampu bertransformasi dan berdaptasi terlebih dahulu, sehingga orang tua mampu menjadi pendamping atau mentor perubahan bagi anak-anaknya di rumah. Dimasa pandemi ini menjadi sebuah peluang untuk menyadarkan setiap orang tua bahwa beban pendidikan anak tidak bisa hanya diserahkan pada guru semata. Pembelajaran sesungguhnya merupakan proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Orang tua yang menjadi mentor dan pendamping di rumah merupakan role model perubahan sikap bagi siswa dalam berperilaku dan menghadapi permasalahan saat ini. Orang tua harus mampu belajar kembali bersama anak-anak di rumah. Sekaligus, menanamkan pola berpikir yang positif sehingga menghadapi pandemi ini, sebagai sebuah pola hidup baru yang harus dibiasakan untuk dijalani karena menjadi New Normal walaupun dengan protokoler yang ketat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun