Banyak masyarakat beranggapan khususnya orang tua yang melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya hanya dari berat tubuhnya saja. Jika anak memiliki badan besar, pipi bulat, bahkan lengan seperti roti sobek maka anak tersebut adalah anak yang sehat. Padahal, tinggi badan anak juga perlu diketahui, tak hanya tinggi badan ukuran kepala pun harus diukur apakah anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan atau tidak.
Salah satu gangguan pada anak yang jarang kita ketahui adalah stunting. Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga ia terlihat lebih pendek dari teman seusianya atau sebayanya.
Stunting ini perlu diperhatikan pada anak dibawah usia 2 tahun, karena stunting merupakan kejadian yang tidak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi kepada anak.
Kondisi ini bisa terjadi karena tidak tercukupinya asupan gizi pada anak, bahkan saat anak masih dalam kandungan. Kasus ini banyak terjadi karena ibu mengonsumsi makanan yang kurang berkualitas sehingga asupan nutrisi yang dibutuhkan janin sedikit. Sehingga menghambat pertumbuhan janin dalam rahim ibu dan akan berlanjut setelah kelahiran bayi.
Selain asupan ibu yang kurang saat kehamilan, penyebab stunting adalah gizi anak yang tidak tercukupi saat usia anak dibawah 2 tahun. Maka dari itu wajib bagi ibu memperhatikan asupan gizi anak pada tahap pertumbuhan dan perkembangan, pemberian ASI eksklusif sangat disarankan sampai usia anak 2 tahun.
Pemberian MPASI (makanan pendamping ASI) yang diberikan ibu juga harus berkualitas agar anak mendapatkan nutrisi yang lebih, karena dari MPASI anak akan mendapatkan nutrisi tambahan selain meminum ASI.
Stunting akan berpengaruh terhadap anak ketika anak sudah memasuki usia pubertas, karena anak akan mengalami hambatan dan rendahnya kemampuan belajar anak. Ketika dewasa anak stunting akan memiliki tingkat produktifitas yang rendah dan sulit bersaing di dunia pekerjaan.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca, selamat malam.