Mohon tunggu...
Dini Rofiatin
Dini Rofiatin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal "Down Syndrom"

22 Maret 2018   05:38 Diperbarui: 22 Maret 2018   06:21 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sindrom Down atau Down Syndrom adalah suatu kondisi keterbelakangan mental dan perkembangan fisik saat masih dalam kandungan. Down syndrom terjadi karena kelainan jumlah pada kromosom sehingga kromosom pada anak down syndrom berjumlah 47 kromosom karena terjadi penambahan kromosom di nomor 21 yang berjumlah tiga atau trisomi. sangat berbeda dengan bayi yang normal memiliki 23 kromosom yang berpasangan sehingga berjumlah 46 kromosom.

Namun kelainan down syndrom ini dapat terdeteksi di usia kehamilan 11-14 minggu atau trimester dua menuju trimester ke tiga. Karena di usia kehamilan ini janin akan berkembang dengan pesat, maka akan terlihat bentuk tubuh. Nah, dari postur tubuh inilah dokter akan memeriksa melalui USG dan tes darah untuk melihat ciri-ciri yang Nampak sehingga down syndrom dapat terdeteksi dari awal kehamilan.

Karena down syndrom merupakan kelainan genetik yang menyebabkan perbedaan kemampuan belajar dan ciri-ciri fisik tertentu yang tidak bisa disembuhkan, namun dengan adanya support, dukungan, dan perhatian orang di sekitar maka anak dengan down syndrom ini dapat hidup dengan bahagia. Anak-anak dengan down syndrom ini harus mendapatkan perhatian khusus dari keluarganya agar anak merasa tidak di bedakan dengan anak normal lainnya.

Karena anak down syndrom ini spesial, mereka memerlukan waktu yang berbeda dengan anak normal lainnya untuk bisa berkembang seperti anak lainnya. Perkembangan mereka juga bertahap sesuai dengan kemampuan tubuhnya. Orang tua sebaiknya mengetahui penyebab down syndrom beserta gejalanya, karena tidak semua anak yang menderita down syndrom sama cara pengobatannya walaupun memiliki ciri fisik mirip tetapi mereka berbeda.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan keluarga memiliki bayi dengan kelainan down syndrom, antara lain wanita yang hamil usia 35 tahun keatas, ada beberapa pendapat lain mengatakan bahwa down syndrom terjadi pada saat proses pembuahan yang dimana rahim tidak bisa memilih kualitas embrio yang bagus untuk di buahi ini merupakan dampak dari kehamilan diatas usia 35 tahun, kualitas sperma yang kurang bagus akibat pola hidup dari ayahnya juga berdampak pada keadaan ini, memiliki riwayat keluarga penderita down syndrom sebelumnya kakak maupun adik atau garis keturunan lainnya. Gejala yang ditimbulkan bervariasi berikut adalah gejala yang bisa saya bagikan:

1. Down syndrome ini memiliki julukan kembar sedunia, karena terjadi kasus yang sama yaitu penggandaan kromosom nomor 21 yang harusnya berpasangan tetapi kromosom ini mendua.

2. Tanda yang khas akan sangat mudah dikenali dari bentuk tubuhnya karena bentuk kepala mereka yang relatif lebih kecil dan datar pada bagian belakangnya, ini sangat berbeda dari anak normal lainnya.

3. jarak antar kedua mata jauh, memiliki ukuran mulut kecil dan lidah yang besar sehingga menyebabkan penderita menjulurkan lidah keluar, pertumbuhan gigi tidak teratur, memiliki leher yang pendek, kepala yang relatif kecil dari normalnya, memiliki gangguan penglihatan yang disebabkan perubahan pada lensa mata dan korneanya.

4. Sistem pencernaan pada anak memiliki kelainan seperti sumbatan pada jalan makannya, tak jarang anak yang mengalami down syndrom bermasalah saat menelan makanannya maupun menelan air liurnya.

Bukan hal mudah untuk mendidik anak dengan gejala down syndrom ini, setiap orang tua yang memiliki anak down syndrom harus selalu berkonsultasi dengan dokter tentang perkembangan anak tersebut apakah berkembang dengan baik atau perlu terapi khusus. Perlu diketahui anak down syndrom biasanya mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa, bicara lebih lambat dan sulit di mengerti. Untuk itu sangat di perlukan perhatian khusus untuk penderita down syndrom ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun