Mohon tunggu...
DINI SELASI
DINI SELASI Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon

ibu rumah tangga yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan dan Melati

5 Januari 2023   07:03 Diperbarui: 5 Januari 2023   07:14 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini saya buat ketika saya sedang mengadakan penelitian di sebuah desa di Cirebon tepatnya di Desa Kenanga Kabupaten Cirebon, disini perempuan dan melati seperti sebagai satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan, mengapa? karena sebagaian besar perempuan di desa ini menjadi 'partner' dalam mencari penghasilan tambahan bagi keluarga dengan merangkai bunga melati. 

Terkadang perempuan masih menjadi isu dalam kesetaraan gender dimana-mana, masih menjadi bagian dari marginalisasi, masih dipisahkan perannya dengan para laki-laki, padahal dari zaman Rasullulah peran perempuan sudah besar sebagai contoh isteri Rasulullah yakni Siti Khadijah sebagai pengusaha yang kaya raya, sebagai pengusaha tentunya dia merupakan perempuan yang cerdas, mandiri dan memiliki karakter yang kuat dan ketika menikah dengan Rasullulah pun Siti Khadijah mau berkerjasama bukan hanya dalam kegiatan berbisnis atau berdagang saja bahkan sampai beliau rela menyerahkan hartanya untuk kegiatan dakwah Rasullulah. Disini menunjukkan bahwa perempuan itu mempunyai peran penting dalam membantu dalam sistem keuangan keluarga.

Lalu mengapa perempuan itu terkadang selalu dihadapkan pada pilihan menjadi ibu rumha tangga atau berkarir sebagai perempuan yang bekerja? 

Sebenarnya perempuan itu bisa menjalankan kedua-duanya dan banyak perempuan yang sukses dengan semua itu dimana sebenarnya perempuan memiliki banyak peran jika dibandingkan dengan para pria yakni peran reproduktif, produktif juga social. 

Keberadaan perempuan sudah mulai terlihat dengan adanya kesetaraan pada bidang pendidikan dan pekerjaan juga perannya sebagai penggerak ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga bahkan tidak jarang menjadi satu-satunya orang yang bekerja sebagai pencari nafkah. Seperti para perempuan yang ada di  Desa Kenanga Kabupaten Cirebon, disini banyak perempuan yang mempunyai Usaha Mikro, Kecil dan Mengengah (UMKM) perangkai bunga melati yang banyak melibatkan perempuan.

Melati merupakan bunga nasional Indonesia, sebagai symbol cinta dan kehormatan, menurut Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 Tentang Satwa dan Bunga Nasional menyatakan bahwa melati putih sebagai Puspa Bangsa yang dapat dikatakan sebagai bunga yang mewakili karakter bangsa. Begitu indahnya melati dalam kehidupab bangsa bahakan ada sekitar 2 juta jenis bunga yang tumbuh subur di Indonesia, selain sebagai symbol karakter bangsa melatipun mempunyai kegunaan dalam berbagai acara adat yang digunakan oleh daerah-daerah di Indonesia seperti :

  • Jawa ; sebagai satu dari tiga bunga sritaman yang ditabur pada air perwitosari.
  • Bali ; untuk sesajen bagi dewa-dewa umat Hindu juga digunakan pada upacara adat ngaben.
  • Bugis dan Makasar:  sebagai rangkaian ronce kuncupnya yang dibentuk sebagai jaring pembungkus konde di kepala pengantin perempuan.

Keterlibatan perempuan dalam UMKM perangkai bunga melati sangat besar, banyak dari mereka belajar otodidak karena diperlukan ketekunan, ketelitian, kecermatan serta kerapihan untuk menjadi sebuah rangkaian yang indah. 

Ada berbagai jenis rangkaian melati yang mereka kerjakan seperti set ronce; panjang dan pendek, kalung; untuk pengantin dan pengantin khitan, bros dan bando, satu set baju siraman, baju pengantin. Penggerak UMKM perangkai melati yang saya kunjungi yakni 10 orang yang kesemuanya perempuan ada beberapa fakta menarik yang saya temukan yakni mereka sudah ada sejak tahun 1985 sampai dengan sekarang, usaha merupakan usaha turunan dari orangtua yang dapat dikembangkan oleh anak-anaknya dimana 5 diantaranya adalah saudara kandung yang saling bekerjasama, omset perbulannya rata-rata Rp.10.000.000 sampai dengan Rp.25.000.000 dengan jumlah karyawan rata-rata 20 orang setiap pengusaha.

Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh para pengusaha perempuan ini karena yang di jual melati yang notabene bunga hidup, jika tidak dirangkai maka dari bentuk dan warna tidak menarik lagi dan akan berdampak pada penurunan harga jual selain itu pula yang berpengaruh adalah iklim ; jika musim hujan akan cepat busuk, harga ; sangat dipengaruhi olek kurs dollar karena para petani melati melakukan ekspor, jenis melati; melati kuncup kecil akan lebih mahal harganya karena dalam merangkainya butuh kesabaran dan hasilnya akan lebih menarik jika dibandingkan dengan kuncup besar sementara yang sudah mekar akan dijadikan sebagai bunga tabur karena sudah tidak digunakan lagi selanjutnya adalah bulan ; ada beberapa keyakinan pada bulan-bulan tertentu tidak boleh mengadakan syukuran pernikahan, khitanan jadi pada bulan-bulan tertentu omset akan sedikit menurun kemudian kendala lainnya adalah bahan baku yakni melati itu sendiri, terkadang ada keterbatasan dalam memperoleh bahan baku dikarenakan berbagai kendala misalnya iklim, harga dan ekspor.

             

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun