Mohon tunggu...
Dinda TrianandaKardiwan
Dinda TrianandaKardiwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling angkatan 2018

Mahasiswa dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sekolah Kios Pasar

4 Agustus 2021   18:28 Diperbarui: 4 Agustus 2021   18:39 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri

Sekolah dasar swasta yang berada di perbatasan antara kabupaten Purwakarta dan Subang ini merupakan sekolah yang dikelola oleh yayasan yang bernama Tunas Mandiri telah berdiri selama 8 tahun. 

Keadaan sekolah yang cukup kurang dalam segi fasilitas sarana dan prasarana di sekolah ini cukup mengkhawatirkan. Namun di balik itu semua, ada banyak siswa-siswi yang pantang menyerah untuk meraih mimpinya. Siswa yang berjumlah hanya sekitar 55 orang ini diajari oleh 3 guru kelas dan 1 guru mata pelajaran PJOK dan PAI.

Sekolah ini pada awalnya akan dibuat kios pasar, namun dikarenakan kurangnya minat warga untuk menyewa kios tersebut. Maka, pihak yayasan memutuskan untuk membuat sekolah dasar dan taman kanak-kanak untuk warga sekitar. 

Pada akhirnya, banyak warga yang berminat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Menurut Kepala sekolah Tunas Mandiri, karena jarak sekolah dasar di daerah ini cukup jauh maka pihak yayasan memutuskan untuk menjadikan kios ini menjadi sekolah.

Pihak yayasan sebenarnya akan menutup sekolah ini pada tahun 2019 lalu, dikarenakan kurangnya anggaran dan tenaga pendidik. Namun, melihat banyaknya respon dari orangtua siswa yang menolak untuk menutup sekolah ini, maka pihak sekolah tidak jadi menutupnya. 

"Pada awalnya, sekolah ini akan ditutup, namun melihat banyaknya orangtua siswa yang menolak, maka tidak jadi saya tutup." Kata Ketua Yayasan Tunas Mandiri.

Sekolah ini hanya memiliki 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah yang dijadikan satu ruangan, 6 kelas yang tidak memiliki jendela dan hanya ada rolling door untuk menggantikan pintu, banyak kursi dan meja yang rusak maka mau tidak mau siswa harus duduk di lantai. 

Selain itu, sekolah ini hanya memiliki 1 kamar mandi dan tidak memiliki tempat sampah sama sekali, maka banyak sampah yang berserakan. 

Namun, di balik itu semua siswa-siswi yang belajar di sekolah ini tidak mengeluh sama sekali tentang kondisi sekolahnya yang seperti ini. "Saya senang sekolah disini, karena guru-gurunya baik dan sangat sabar menghadapi kami", ucap salah satu siswa SDS Plus Tunas Mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun