Mohon tunggu...
Dinda Regita
Dinda Regita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mahasiswa Brawijaya Kembangkan Metode Ekstraksi Limbah Kulit Manggis yang Ramah Lingkungan

11 Juli 2018   22:15 Diperbarui: 11 Juli 2018   22:20 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Huffingtonpost.com

Manggis (Garcinia mangostana. L.) merupakan salah satu buah yang berasal dari hutan tropis dan melimpah produksinya di Indonesia. Menurut data BPS 2015 tercatat produksi buah manggis di Indonesia mencapai 203.103 ton. 

Daerah penghasil utama buah manggis di indonesia tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sumatera Barat dan Lampung. Bahkan sudah di ekspor ke berbagai Negara seperti Thailand, Singapura, Saudi Arabia, Malaysia, Perancis, dan Hongkong. Dengan produksi yang begitu besar menciptakan limbah kulit manggis yang besar pula. Padahal kulit manggis, sebagai bagian terbesar buah manggis mengandung salah satuny asenyawa xanthone. 

Xanthone adalah kelompok senyawa bioaktif yang memiliki struktur cincin 6 karbon kerangka lengkap dan merupakan kelas utama fenol. Xanthone memiliki kemampuan sebagai antifungi, antilipidemik, antivirus, anti kanker, antibakteri, antioksidan, dan anti inflamasi.

Metode yang lazim di gunakan untuk memperoleh senyawa tersebut adalah menggunakan proses ekstraksi. Berdasarkan penelitian sebelumnya teknik ekstraksi maserasi selama 24 jam dengan pelarut etanol 70% dan air dengan perbandingan 1:2, 1:3, dan 1:4, kadar xanthone  terbanyak sebesar 97.68 mg/100 ml pada perbandingan 1:3 (Pebriyanthi, 2010). 

Metode ekstraksi secara refluk dengan pengadukan 700 rpm, suhu 600C dan waktu proses 80 menit menghasilkan yield 16,71% dan tanpa pengadukan 12,66% (Ngatin, 2014). 

Kadar tertinggi xanton total diperoleh dengan metode perkolasi yaitu 37,8%, sokletasi 30,4% dan maserasi 27,7%. Penggunakan waktu untuk maserasi 8 hari (Andayani, 2015). Metode maserasi dengan pelarut etil asetat waktu maserasi selama 6, 12, 24 dan 48 jam. Waktu maserasi terbaik selama 24 jam menghasilkan kadar alfa mangosten tertinggi yakni sebesar 3031,34 ng (Wijayanti et al , 2016). 

Kelebihan dari metode maserasi yaitu tidak memerlukan alat-alat yang rumit, relatif mudah, murah dan dapat menghindari rusaknya komponen senyawa akibat panas. Kelemahannya yaitu waktu yang relatif lama dan penggunaan pelarut yang banyak karena ekstraksi yang dilakukan dalam sistem batch  sehingga tidak efektif dan tidak efisien.

Berangkat dari permasalahan tersebut, melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE), 3 mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yang beranggotakan Devi Sugiharti Ningsih (THP/2015), Dinda Regita Cahyaningtyas Pramesti (THP/2016), Umaina Dwi Marlia (TEP/2014) di bawah bimbingan Jaya Mahar Maligan, STP., MP melakukan penelitian dengan mengembangkan Pulsed Electric (PEF) sebagai metode yang lebih efisien dan ramah lingkungan yang dimanfaatkan untuk melakukan ekstraksi Xanthone pada limbah kulit manggis tersebut. 

PEF adalah suatu proses non-thermal karena diproses pada suhu kamar dan dilakukan dalam beberapa detik sehingga dapat meminimalisir kemungkinan kehilangan nutrisi yang disebabkan oleh pemanasan. 

Metode ini juga mampu merusak dan memecah membrane sel bakteri, sel hewan dan sel tumbuhan. Pulsed Electric Field yang digunakan ini menggunakan tegangan sebesar 3 kV/cm dan frekuensi input 5,8 KHz.

Sebagai ketua Tim, Devi memaparkan bahwa metode ekstraksi yang ia lakukan bersama anggota nya memiliki kelebihan berupa waktu ekstraksi yang sangat singkat yakni kurang dari 1 menit, menggunakan sedikit pelarut sehingga dinilai tidak boros sehingga lebih ramah lingkungan, dapat menekan biaya pembelian pelarut, dan tingkat konsumsi energy rendah dengan melibatkan permeabilitas membrane dengan intensitas medan listrik yang rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun