Mohon tunggu...
Dinda Nur Ramadhania
Dinda Nur Ramadhania Mohon Tunggu... Mahasiswa - sometimes, all it takes is one prayer to change everything

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030034

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jenis-jenis Hipertensi dan Cara Mencegahnya

28 Juni 2021   07:30 Diperbarui: 28 Juni 2021   07:38 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: id.pinterest.com/GlossyCover

Hipertensi atau tekanan darah tinggi disebut sebut sebagai penyebab utama kematian dini dan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi sendiri adalah tekanan darah tinggi yang peningkatan tekanan darah sistolik nya lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik nya lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah yang melebihi tekanan tersebut merupakan dalam kondisi yang berbahaya dan harus segera ditangani. Kondisi ini terjadi ketika sejumlah darah dipompakan oleh jantung melebihi kemampuan yang dapat ditampung oleh dinding arteri. Hipertensi berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua jenis, yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah setelah dokter mendiagnosis dan mengamati tensi pasien selama tiga kali berturut-turut kondisinya tetap tinggi padahal pasien sudah menghindari penyebabnya. Sedangkan hipertensi sekunder adalah disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darah arteri yang memasok kan darah ke dalam ginjal. Kelainan ini biasanya dipicu oleh penyakit atau oleh masalah kesehatan.

Hipertensi primer ini bisa dimulai pada usia berapa saja dan kebanyakan penderitanya mengalami saat menginjak usia lansia. Penyebab hipertensi primer ini pun belum diketahui secara pasti. Namun, kebanyakan para ahli menyimpulkan faktor genetik atau keturunan juga dianggap sebagaian besar penyebab hipertensi primer. Selain itu, faktor dari gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur yang bisa memicu munculnya hipertensi primer. Kebanyakan orang tidak mengetahui atau tidak bisa melihat gejala awal yang timbul dari hipertensi primer ini. Penderita hipertensi primer bisa mengetahuinya dengan pemeriksaan secara medis. Dokter akan mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan tensimeter. Jika dari pemeriksaan menggunakan tensimeter dan hasil pengukurannya di atas 130/90 mmHg maka dokter akan mendiagnosis pasien mengalami hipertensi primer. Lalu biasanya dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik pasien dengan pengecekan kondisi mata, detak jantung, paru-paru, dan aliran darah. Selain hipertensi primer, hipertensi sekunder terjadi saat tekanan darah yang biasanya stabil dan terkontrol tiba-tiba naik secara cepat. Penanganan dari hipertensi sekunder ini dapat dengan mengontrol kondisi tekanan darah tinggi, sehingga dapat mengurangi resiko yang lebih serius yaitu komplikasi seperti gagal ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

Hipertensi sekunder jarang timbul gejala meskipun tekanan darah sangat tinggi. Gejala hipertensi adalah sakit kepala hebat, sesak nafas, nyeri dada, detak jantung berdebar-debar, mimisan, dan air urine bercampur dengan darah. Hipertensi sekunder muncul pertama kali pada umur kurang lebih 30 tahun atau lebih dari 50 tahun. Dokter akan mendiagnosis penderita hipertensi sekunder yang di ukur hasil tekanan darahnya sangat tinggi yaitu 180/120 mmHg. Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi kesehatan seperti diabetes, penyakit ginjal, tumor, hiperparatiroid, kelainan struktur aorta (pembuluh darah utama jantung), dan pemakaian obat-obatan secara berlebihan. Kurang nya olahraga dan obesitas (kelebihan berat badan) bisa menjadi faktor penyebab hipertensi sekuder. Penderita hipertensi primer dan sekunder harus menghindari makanan seperti :

1. Garam

Mengkonsumsi garam yang berlebihan dapat memicu tekanan darah tinggi menjadi naik yang menyebabkan penyakit jantung.

2. Produk makan kalengan

Makanan yang dikemas dalam bentuk kalengan banyak mengandung banyak sodium yang menyebabkan peningkatan tekanan darah terutama bagi yang sudah menderita tekanan darah tinggi.

3. Makanan berlemak

Makanan yang berlemak banyak mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan dapat meningkatkan resiko hipertensi.

4. Gula

Gula sangat berpengaruh pada tekanan darah. Bahkan mengkonsumsi gula dengan berlebihan dan tidak wajar dapat meningkatkan resiko komplikasi hipertensi dan dapat menyebabkan obesitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun