Saat ini output pendidikan vokasi yang digadang-gadang menggantikan tenaga kerja berpendidikan rendah malah tidak terpakai industri padat karya.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Sangat mungkin pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi yang diajarkan selama tiga tahun di sekolah tidak sesuai dengan permintaan dunia kerja. Bisa jadi, kurikulum yang diajarkan di sekolah sudah ketinggalan atau malah terjadi pergeseran kebutuhan industri padat karya yang tidak diikuti perubahan metode pendidikan di kelas.
Karena kalau dunia kerja dan sektor pendidikan berjalan sendiri-sendiri maka dikhawatirkan jumlah pengangguran terdidik terus meningkat. Padahal, di sisi lain, kebutuhan tenaga kerja terampil sangat tinggi.
Untuk itu, pemangku kepentingan perlu menerapkan program keterkaitan dan kesepadanan (link and match) agar lulusan SMK dapat terpakai di dunia industri padat karya. Baik Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Kemendikbud perlu menyelaraskan dan meningkatkan program supaya terjalin sinergi. Sehingga terjadi link and match antara lulusan pendidikan vokasi dan lulusan yang siap pakai di dunia kerja.