Mohon tunggu...
Dinda Nasywa Z
Dinda Nasywa Z Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dinda

0112

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengembangan Potensi Peternakan

24 Juni 2021   19:48 Diperbarui: 24 Juni 2021   21:29 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

     Yang disebut dengan ternak adalah hewan peliharaan yang diawasi dan diatur oleh manusia atau pemiliknya, baik perkembangbiakannya, manfaatnya dan juga tempat tinggalnya. Hewan ternak ini biasanya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik berbentuk benda maupun jasa (Sampurna, 2018). Karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan meningkat pada tahun mendatang, tentunya tingkat konsumsi juga akan terus naik, maka dari itu hal ini harus bisa diatasi, salah satunya dengan lebih memperhatikan peternakan di Indonesia supaya cadangan devisa tidak terus dikeluarkan hanya untuk mengimpor produk-produk peternakan, seperti sapi, susu, dan sebagainya (Yusdja & Ilham, 2016).

     Sistem peternakan di Indonesia kini bisa dibilang sudah sangat membaik, bisa kita lihat bahwa dahulu para peternak hanya menyimpan hewan ternaknya di halaman belakang rumah dengan kandang yang bahan asalnya hanya dari bambu, bahkan biasanya dibuat sendiri, kemudian terdapat pakan hewan yang berkarung-karung terletak di samping kandang, dan pastinya banyak kotoran hewan yang berceceran sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap yang tentunya bisa menjadi sumber penyakit.

     Namun hal itu sudah banyak berubah, tentunya ke arah yang lebih modern. Di zaman sekarang sudah banyak peternak milenial yang merubah konsep peternakan menjadi lebih baik. Pada peternak skala besar, sudah tidak ada kotoran hewan yang berceceran karena mereka menggunakan mesin yang sudah di rancang sedemikian rupa untuk membersihkan kotoran hewan secara rutin. Begitu juga dengan pakan, banyak peternakan yang sudah menggunakan mesin dalam pemberian pakan, bahkan sudah banyak peternak yang menggunakan sistem kandang tanpa bau seperti yang di unggah pada salah satu channel youtube https://www.youtube.com/watch?v=HAm4lcpg_LE.

Peternakan Sapi Perah

     Sapi adalah hewan yang sering di ternak karena menghasilkan banyak manfaat , mulai dari dagingnya, susu, hingga kulitnya yang bisa dipakai untuk membuat kulit bedug. Namun dalam artikel ini saya akan membahas tentang peternakan sapi perah. Sapi perah adalah sapi yang sengaja di ternak hanya untuk di ambil susunya, bukan bagian tubuh atau pun yang lainnya.

     Untuk mengantisipasi tingginya permintaan susu di dalam negeri, maka pengembangan terhadap peternakan sapi perah terus digencarkan. Hal ini tentu saja menjadi peluang besar bagi para peternak sapi perah untuk lebih meningkatkan produksi susunya (Suherman, 2015). Namun hal ini belum seimbang dengan skala peternakan sapi perah di Indonesia. Peternakan sapi perah di Indonesia masih di dominasi oleh peternakan rakyat yang tentunya berskala kecil, maka dari itu jumlah susu yang dihasilkan pun masih sedikit yaitu sekitar 10 liter per hari, per satu ekor sapi (Nurtini & UM, 2018).

     Dalam mengembangkan potensi peternakan sapi perah tentu saja harus ada langkah-langkah, seperti pendekatan yang dilakukan, penentuan wilayah peternakan, dan juga hasil pendapatan. Dalam hal ini bisa dilakukan dengan pendekatan agribisnis, yaitu ada 3 sektor dalam menghadapi permasalahan dalam peternakan sapi perah ini, yang tidak lain dan tidak bukan adalah sektor hulu, tengah dan juga hilir.

     Beberapa permasalahan yang banyak dihadapi pada sektor hulu yaitu mutu SDM yang rendah, sedikitnya bibit sapi yang tersedia, dan tingginya biaya pakan untuk hewan ternak. Pada sektor tengah permasalahan yang muncul berbeda lagi, yaitu kurangnya modal usaha dan banyaknya peralihan lahan pertanian. Kemudian, permasalahan di sektor hilir yaitu harga susu yang rendah karena minat konsumen yang juga masih rendah (Santosa et al., 2013).

     Penentuan wilayah untuk mengembangkan peternakan sapi perah juga sangat penting dan membutuhkan beberapa kajian lebih lanjut. Penempatan hewan ternak harus memerhatikan dan mempertimbangkan lingkungan di sekitarnya, mulai dari karakteristik asli wilayah ternak tersebut, ketersediaan pakan ternak, bagaimana limbah peternakan bisa diolah supaya kelestarian tetap terjaga, dan tentunya harus di dukung oleh SDM yang terampil (Edi, 2020).

Peternakan Kambing

     Memelihara jenis ternak ruminansia ini relatif mudah, bahkan jika dilakukan dengan sistem tradisional pun peternakan ini dapat tetap berjalan. Sistem tradisional yang dimaksud di sini yaitu dengan menggunakan kandang bambu yang menyerupai panggung, kemudian kambing dikandangkan di malam hari, dan akan di lepaskan di siang harinya untuk mencari makan dengan mandiri. Hal ini terkadang membuat kebutuhan nutrisi dari kambing ini tidak terpenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun