Mohon tunggu...
Dinda Lindia Cahyani
Dinda Lindia Cahyani Mohon Tunggu... Pembelajar -

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ratusan Biksu Berkumpul Menolak Kerusuhan Anti-Muslim

12 Maret 2018   03:49 Diperbarui: 12 Maret 2018   05:58 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.aljeera.com

Mencuatnya isu rasis di penjuru dunia sudah seharusnya menjadi perhatian. Dikarenakan rasisme telah dihapuskan dari negara yang merdeka atas perjuangan bersama yang tak hanya sekelompok orang dari agama tertentu. Toleransi selalu disuarakan di seluruh penjuru dunia untuk menghapuskan nilai-nilai diskriminasi atas nama hak asasi manusia. 

Ratusan biksu dan para aktivis telah berkumpul di ibukota Sri Lanka menolak kerusuhan Anti-Muslim yang sekurangnya menyebabkan terbunuhnya dua orang dan meminta pemerintah untuk mengumumkan kondisi darurat nasional. 

Front Bhikku Nasional berkata pada hari jum'at mereka melakukan protes penolakan yang mereka sebut sebagai "Bentrokan umum yang menghancurkan persatuan Nasional." 

Pengguna sosial media Sri Lanka pun memposting kegiatan solidaritas yang dilakukan para biksu Budha, di akun twitter. Mereka membantu dan mengawasi kegiatan para jema'ah muslim yang melaksanakan shalat jum'at. 

Para Biksu yang hadir di sana mengutuk kekerasan yang terjadi di pusat kota Kandy, bagian Sri Lanka. Kejadian ini bermula pada hari senin saat seorang Sinhala  meninggal atas serangan grup muslim. Lantas ketegangan pun meningkat ketika tubuh seorang muslim ditemukan terbakar dalam sebuah gedung pada hari selasa. Kemudian sekelompok Sinhala pun membakar masjid, toko, rumah dan kendaraan muslim di mana saja di Kandi. Sehingga pemerintah mengumumkan keadaan darurat atas kejadian ini. 

Pada hari kamis polisi telah menangkap pelaku utama dan 145 orang yang terlibat dalam kerusuhan ini. Diidentifikasi sebagai seorang Sinhala bernama Amith Weerasinghe yang dikenal sebagai aktivis Anti-Muslim dan penghasut di sosial media. 

Keadaan di Kandi, Sri Lanka kini sudah aman dan para wisatawan sudah bisa mengunjungi Sri Lanka dengan tenang. Namun para biksu dan aktivis tetap menggelar aksi ini untuk mempererat tali persatuan nasional dan untuk tidak terhasut oleh isu SARA. 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun