Irna dan Erna merupakan saudara kembar yang sama-sama sekolah di TK pelangi. Suatu hari gurunya menyuruh Irna dan Erna menyelesaikan penjumlahan sederhana yang ada di papa tulis. Kebetulan yang diberikan guru ini soalnya sama tentang penjumlahan. Akan tetapi saat menjawab yang selesai duluan adalah Irna tanpa menoleh kanan dan kiri Irna langsung bisa menyelesaikan tugasnya yang diberikan. Itulah setiap kemampuan anak berbeda-beda meskipun anaknya kembar. Ini salah satu contoh faktor yang menentukan hal tersebut adalah taraf intelegensi yang setiap orang miliki.
Apa sih arti Intelegensi ?
  Intelegensi adalah kemampuan manusia dalam bertindak cepat dan tepat. Tentunya dalam cepat waktunya juga harus cepat dan tepat juga jika diberikan tugas. Nah jika pengumpulannya cepat tetapi tidak tepat, apakah itu masih dikategorikan intelegensi ?
  Jika dalam sebuah tes intelegensi diadakan dengan cara seberapa cepat dan tepat dalam menyelesaikan masalah dan juga nantinya bagaimana cara menemukan solusinya. Dengan begitu intelegensi juga dikatakan sebagai kapasitas berfikir manusia.
  Intelegensi anak usia dini merupakan kemampuan yang dimiliki setiap anak dalam cara berfikir kesehariannya untuk memecahkan masalah yang ada. Tentunya setiap anak berhubungan dengan aktivitas serta bakat dan minat yang ia miliki. Anak yang mempunyai IQ tinggi tidak selalu dapat dikatakan kreatif akan tetapi jika anak yang kreatif sudah tentu IQ yang dimiliki tinggi.
Teori-teori Intelegensi
  Intelegensi merupakan bahasan yang tidak khusus lagi, intelegensi sudah ada sejak awal perkembangan awal ilmu psikologi terutama pada psikologi pendidikan. Ada beberapa teori umum yang berkaitan dengan intelegensi yaitu :
- Teori Uni Faktor
Teori uni faktor ini dipandang sebagai teori yang tertua. Salah satu ahli dalam psikologi yaitu Alfred Binet yang memaparkan bahwa intelegensi bersifat monogenetik, artinya perkembangan dari satu faktor satuan atau pada faktor umum. Menurut Alfred juga mengatakan bahwa intelegensi merupakan sisi tunggal dan juga karakteristik yang akan terus berkembang sesuai dengan proses kematangan yang dimiliki setiap individu.
Alfred juga menggambarkan tentang intelegensi sebagai suatu yang fungsional segingga memungkinkan adanya seseorang untuk mengamati dan menilai dalam tingkat perkembangan berdasarkan kriteria tertentu. Jadi kita dapat melihat seseorang cukup cerdas atau tidaknya, dapat diamati dengan cara kemampuan untuk melakukan suatu tindakan  dan juga kemampuan untuk mengubah arah tindakan. Ini dapat dikatakan dengan komponen arah, adaptasi dan juga kritik dalam definisi intelegensi.
   2. Teori Dwifaktor (The Two Factor Theory)
Pada teori dwifaktor dikembangkan oleh Charles Spearman merupakan seorang prsikologi dari inggris ahli dalam bidang statistik. Charles mengusulkan dalam teori kecerdasan dua faktor menjelaskan bahwa pola hubungan antara kelompok tes dan kognitif yang telah ia analisis. Teori ini menyatakan bahwa kinerja pada setiap tugas kognitif tergantung pada adanya faktoor umum (g) dan juga ditambah dengan satu faktor yang lebih spesifik dan unik pada tugas tertentu (s).
