Mohon tunggu...
Dinda Febriani
Dinda Febriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat - UINSU Medan

We will never know the real answer before we try.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Gaya Kepemimpinan Ketujuh Presiden di Indonesia

27 Oktober 2021   13:28 Diperbarui: 1 November 2021   19:37 3094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama saya Dinda Febriani, seorang mahasiswi semester 3 di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Fakultas Kesehatan Masyarakat kelas IKM-5. Artikel ini saya terbitkan dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah wajib yaitu Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat.  Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca sekalian.

Setiap presiden memiliki gaya kepemimpinan tersendiri dalam memimpin negara beserta rakyatnya. Nah, pada artikel ini akan membahas satu persatu bagaimana gaya kepemimpinan pada ketujuh presiden di Indonesia berikut ini.

1.  Dr. Ir. H. Soekarno 

Dr. Ir. H. Soekarno atau biasa disebut dengan sapaan "Bung Karno" merupakan presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat sejak tahun 1945 hingga 1967 dengan wakilnya Mohammad Hatta. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Proklamasi karena telah berjasa dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta.

Ir. Soekarno memiliki gaya kepemimpinan yang berorientasi pada moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai sehingga sangat konsisten serta fanatik. Selain itu, beliau juga memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen yang suka meledak-ledak, dan menyukai keindahan.

Sementara itu, karakteristik kepemimpinan Bung Karno mendasari pada potensi positif didalam usahanya dalam memimpin Indonesia yang memiliki karakter pemberani, tegas, cerdas, bijaksana, serta berkharismatik. Beliau juga dikenal sebagai seorang "orator ulung" dalam kepandaian berpidatonya diwaktu yang lama dan bisa menggelorakan semangat rakyatnya dikarenakan sifatnya yang semangat pantang menyerah dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan bagi kemerdekaan bangsanya. Tak hanya itu, beliau pun terkenal dengan sifatnya yang mudah tertarik atau memiliki daya tarik yang tinggi sehingga dapat mudah menarik perhatian wanita pada masanya, serta sifatnya yang penuh inisiatif dan inovatif sehingga kaya akan ide dan gagasan baru.

Namun, berdasarkan perjalanan sejarah kepemimpinannya, karakteristik kepemimpinan yang demikian ternyata mengarah pada figur sentral dan kultus individu. Oleh karena itu, terdapat karakteristik negatif dalam kepemimpinan beliau yakni sikapnya yang ceroboh dalam melakukan suatu tindakan dan kurang berhati-hati dalam mengambil keputusan.


2.  Jendral TNI H. M. Soeharto 

Jendral TNI H.M. Soeharto yang dikenal sebagai "Bapak Pembangunan" ini merupakan presiden kedua Republik Indonesia yang menjabat pada tahun 1967 hingga 1998. Soeharto disebut dengan "Bapak Pembangunan" dikarenakan masa jabatannya yang terfokus pada pembangunan, sehingga selama 32 tahun masa jabatan beliau membentuk Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) sejak tahun 1969 hingga 1994.

M. Soeharto memiliki gaya kepemimpinan gabungan dari gaya Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yakni mampu menangkap peluang serta melihat tantangan yang berdampak positif. Selain itu, gaya kepemimpinan beliau juga bersifat otoriter, dimana unjuk rasa ditindak tegas yang sangat handal penuh dengan intrik dan kontroversi. Beliau juga mempunyai target visi dan misi yang selalu maju kedepan dan sadar akan perlunya langkah-langkah yang menyesuaikan.

Sementara itu, karakteristik kepemimpinan beliau yang baik dan menonjol yakni keberanian dan kesederhanaannya yang tidak banyak berbicara namun pandai dalam menggunakan kesempatan. Kemampuannya dalam mengambil inisiatif dan keputusan membuat beliau konsisten dengan segala keputusan yang telah ditetapkan. Namun, dalam kepemimpinan beliau ini mampu sukses menumbuhkan rasa nasionalisme serta cinta produk dalam negeri. Dan dapat disimpulkan bahwa beliau memiliki gaya kepemimpinan yang bersifat otoriter, dominan, dan sentralistis.

 

3.  Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie 

Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie merupakan presiden ketiga Republik Indonesia yang menjabat pada tahun 1998 hingga 1999 menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatannya. Di waktu menjabat beliau yang sangat singkat ini hanya terfokus pada mengatasi permasalahan bangsa serta mengembalikan kekuasaan kepada rakyat.

B.J. Habibie memiliki gaya kepemimpinan yang Dedikatif-Fasilitatif yakni merupakan sendi dan kepemimpinan yang demokratik sangat liberal. Pada masa pemerintahan beliau ini telah dibuka lebar-lebar kebebasan pers sehingga melahirkan demokratisasi yang lebih besar. Beliau mempunyai sifat yang mudah bergaul sehingga akrab dengan wartawan dan juga dapat mengambil keputusan dengan hati nurani.

Didalam karakteristik kepemimpinan B.J. Habibie terdapat karakter positif dan juga kekurangan dalam kepemimpinannya. Karakteristik positif kepemimpinannya yakni beliau yang merupakan seorang ilmuwan yang sangat jenius dan menyukai hal uji coba sehingga dapat melakukan suatu hal dilakukan dengan sangat detailis. Karakter beliau yang sabar dan penyayang keluarga mencerminkan keharmonisannya dalam berkehidupan.

Sedangkan karakter negatif atau kekurangan dalam karakteristik kepemimpinannya yakni gaya komunikasinya yang penuh akan spontanitas dan meletup-letup sehingga melahirkan rasa emosional yang tinggi. Namun, dalam situasi yang penuh emosional, beliau cenderung bertindak atau mengambil keputusan secara cepat. Beliau bersikap renponsif dalam perubahan tetapi tidak mau memikirkan bagaimana risiko kedepannya. Disisi lain, beliau digambarkan sebagai pribadi yang terbuka, namun memiliki kesan mau menang sendiri dalam berwacana serta alergi terhadap kritik.

4.  K.H. Abdurrahman Wahid 

K.H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa "Gus Dur" merupakan presiden keempat Republik Indonesia yang menjabat pada tahun 1999 hingga 2001. Beliau adalah orang yang cerdas dan agamis dikarenakan lahir dari ayah yang merupakan seorang kiyai.

Presiden Abdurrahman Wahid memiliki gaya kepemimpinan yang Responsif-Akomodatif, yakni berusaha untuk mengagregasikan seluruh kepentingan yang beraneka ragam dan diharapkan dapat disusun menjadi satu kesepakatan atau keputusan yang memiliki keabsahan. Pada kepemimpinannya ini juga memiliki kebebasan yang kebablasan dan tidak pancasialis dikarenakan selalu memihak kepada para kiyai.

Karakteristik  kepemimpinan beliau ini memiliki sikap yang humanis dimana memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi. Beliau juga termasuk seseorang yang menjunjung tinggi pluralisme menyukai ketentraman dan ketertiban dengan jiwanya yang sederhana apa adanya namun terkadang suka ceplas-ceplos. Namun, juga terdapat kekurangan dalam karakter kepemimpinannya yakni tidak disiplin dalam menggunakan waktu. Beliau pada mulanya menjanjikan banyak harapan pada kemajuan Negara Indonesia ini. Seolah beliau bisa menjadi seseorang yang dapat diterima oleh berbagai kelompok didalam dan diluar negeri. Namun, setelah menjadi presiden pada kalanya,  beliau malah berbicara ngelantur dan tidak karu-karuan seperti hari ini mengatakan A, besok B, kemudian lusa C. Gus Dur termasuk orang yang dianggap setengah wali bagi sebagian orang, dan bisa dikatakan berbahaya untuk memimpin bangsa sehingga MPR melengserkannya dari kursi Presiden.

 

5.  Megawati Soekarnoputri 

Megawati Soekarnoputri yang merupakan anak kandung Presiden pertama RI Ir. Soekarno ini adalah satu-satunya presiden wanita di Republik indonesia yang menjabat pada tahun 2001 hingga 2004.

Gaya kepemimpinan Megawati yakni menonjolkan kepemimpinan dalam budaya ketimuran (oriental). Peran pentingnya disini juga menonjol sebagai pemimpin regional dalam membawa negara dan pemerintahan Indonesia ke tingkat pencapaian kepemimpinan. Tetapi, beliau membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menimbang-nimbang sesuatu keputusan yang akan diambilnya, namun begitu keputusan itu diambil tidak akan berubah lagi.

Namun, pada masa pemerintahannya, beliau gagal dalam menumbuhkan kepercayaan kepada seluruh rakyatnya. Hal ini dikarenakan komunikasinya yang didominasi oleh keluhan dan uneg-uneg, namun nyaris tidak pernah menyentuh visi misi pemerintahannya sebagai seorang Presiden. Sikap beliau yang tenang dan cukup demokratis ini terhalang oleh pribadinya yang memiliki emosional tinggi serta alergi terhadap kritik.

6.  Susilo Bambang Yudhoyono 

Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih dikenal dengan SBY merupakan presiden keenam Republik Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat dalam proses pemilu pada tahun 2004 hingga 2009 dan meneruskan jabatannya hingga ke tahun 2014. Beliau juga dijuluki "Bapak Pertahanan" dikarenakan asalnya yang merupakan lulusan AKMIL dengan pangkatnya yang tinggi yakni Jendral.

SBY memiliki gaya kepemimpinan dimana sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan di manapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun. Beliau terkenal apik dalam hal berbusana. Sifat  beliau yang ramah, cerdas, tegas dan santun ini menjadikan nilai positif dalam karakteristik kepemimpinannya. Beliau juga termasuk sosok yang demokratis dan dapat menghargai perbedaan pendapat, namun selalu defensif terhadap hal yang berbau kritikan.

Pada masa pemerintahannya stabilitas politik terjaga dan kehidupan demokrasi semakin tumbuh berkembang. Beliau memiliki latar belakang yang sama dengan Soeharto yang samasama berasal dari dunia militer. Selain itu, terdapat beberapa pedoman yang telah dibuat pada masa pemerintahan beliau yang memberi dampak besar terhadap Indonesia. Pedoman yang pertama ialah adanya panduan pendanaan untuk membantu operasional (BOS), yang kedua yaitu beliau telah mengesahkan UU tentang pornografi dan pornoaksi dengan tujuan melindungi masyarakat khususnya kaum minoritas, dan yang terakhir adalah keberhasilan beliau dalam upaya mengembalikan batik seperti yang sudah di klaim pada Malaysia namun beliau mampu mendapatkan kembali dan telah diakui UNESCO bahwa batik adalah warisan Indonesia.

 

7.  Ir. H. Joko Widodo 

Ir. H. Joko Widodo atau lebih akrab disapa Jokowi adalah presiden ketujuh yang dipilih langsung oleh rakyat pada tahun 2014 hingga sekarang. Beliau dijuluki dengan "Bapak Infrastruktur" dikarenakan beliau telah membangun banyak infrastruktur di wilayah-wilayah tertinggal yang tidak pernah terjamah pada pemerintahan sebelumnya.

Jokowi memiliki gaya kepemimpinan yang transformasional dan transaksional, dimana sikap beliau yang selalu mengutamakan kebutuhan rakyatnya terutama bagi rakyat kecil atau rakyat kelas bawah. Beliau terkenal dengan seseorang yang gemar akan blusukan, memiliki sifat yang tidak mau ribet dan selalu mencari solusi terhadap permasalahan yang ada.

Beliau memiliki karakteristik kepemimpinan yang tidak memandang bulu, sifatnya yang sederhana, dan berkonsep servant atau pemimpin adalah seorang pelayan. Cara memimpinnya sangat tegas, konsisten, dan pro terhadap rakyat kecil. Beliau juga membuat keefektifan suatu lembaga negara dengan pembagian yang secara jelas. Namun, juga terdapat kekurangan dalam kepemimpinannya yakni cenderung lambat dan terkadang sulit ditebak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun