Mohon tunggu...
Dinda Amalia Zahra
Dinda Amalia Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Semoga tulisan-tulisan saya dapat memberikan manfaat dan menginspirasi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Malam Nuzulul Qur'an Dalam Perspektif Dakwah

4 April 2025   01:18 Diperbarui: 4 April 2025   01:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Makna Peringatan Malam Nuzulul Qur'an di Indonesia dalam Perspektif Dakwah

Mengutip dan meringkas tulisan dari Bapak Study Rizal LK padakuliah pertemuan ketiga.

Malam Nuzulul Qur'an, yang diperingati setiap 17 Ramadhan, memiliki makna penting dalam sejarah dan dakwah Islam di Indonesia. Perayaan ini mencerminkan keragaman budaya dan tradisi lokal, tetapi pada intinya, bertujuan untuk memperkuat hubungan umat dengan al-Qur'an dan menyebarkan nilai-nilai Islam.

Secara historis, Nuzulul Qur'an merujuk pada turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira, yang diyakini terjadi pada bulan Ramadhan. Tanggal 17 Ramadhan dipilih berdasarkan konsensus ulama meski tidak ada hadis sahih yang secara eksplisit menyebutkan tanggal tersebut. Peringatan ini mengajak umat untuk merenungkan pesan al-Qur'an dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Nuzulul yang artinya" turun " Al-Qur'an "qur'an" jika disatukan Nuzulul Qur'an yang artinya menjadi "turunnya al-qur'an", merupakan peristiwa penting dalam sejarah islam yang menandai awal kenabian Muhammad SAW, momen ini merujuk pada turunnya wahyu pertama yaitu surat al-alaq ayat 1-5, yang diterima nabi Muhammad SAW saat beliau di gua hira. Peristiwa ini diyakini terjadi pada bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam surah al-baqarah ayat 185 bahwa al-qur'an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia.

Peringatan Nuzulul Qur'an juga memiliki makna dakwah yang mendalam. Ini mengingatkan umat untuk menghidupkan ajaran al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kualitas dakwah melalui pengajian, menanamkan nilai-nilai sosial, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan mendukung dakwah yang inklusif. Dengan demikian, perayaan ini tidak hanya mengenang turunnya wahyu tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat pemahaman dan praktik ajaran Islam dalam masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun