Mohon tunggu...
Dina Widarti
Dina Widarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

mari membaca...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Budaya Bersepeda untuk Kesehatan dan Gaya Hidup di Tengah Pandemi

8 Januari 2022   00:30 Diperbarui: 8 Januari 2022   01:18 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pentingnya menjaga kesehatan di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini sangatlah penting. Tubuh yang kuat dan daya tahan tubuh yang kuat menjadi tuntutan kita semua dalam menghadapi situasi ini. Olahraga di waktu luang menjadi salah satu upaya masyarakat untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari paparan covid-19. Salah satu olahraga yang disarankan adalah bersepeda selama 20-30 menit setiap hari.

Di era pandemi covid-19 seperti sekarang, tentunya kita sudah familiar dengan pemandangan orang bersepeda. Trend bersepeda atau yang sering disebut dengan “gowes” menjadi populer setelah meredup selama beberapa tahun kebelakang. Saat ini hampir setiap akhir pekan, orang-orang bersepeda di pagi atau sore hari sangat mudah ditemui. Jumlah orang yang bersepeda pun hampir setara dengan ojol yang notabennya sebagai penguasa jalanan.

Apakah fenomena ini dapat disebut sebagai budaya populer? Budaya populer (dikenal juga sebagai budaya pop atau kultur populer) adalah totalitas ide, perspektif, perilaku, meme, citra, dan fenomena lainnya yang dipilih oleh konsensus informal di dalam arus utama sebuah budaya, khususnya oleh budaya Barat di awal hingga pertengahan abad ke-20 dan arus utama global yang muncul pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. 

Budaya populer juga sering kali didekatkan dengan istilah 'mass culture' atau budaya massa, yang diproduksi secara masal dan dikonsumsi secara masal juga melalui media massa. Dengan itu, budaya massa lahir karena adanya teknologi yang digitalisasi seperti era sekarang.

Bersepeda semakin digemari banyak orang karena bersepeda juga dianggap sebagai gaya hidup. Komunitas-komunitas sepeda yang sangat banyak sehingga mudah ditemui di berbagai ruang public seperti jalan raya dan taman kota pada saat weekend tiba. Di beberapa kota yang mengadakan car free day banyak didatangi oleh komunitas sepeda, bahkan mayoritas pengunjungnya adalah para pesepeda tersebut.

Dengan adanya tren bersepeda ini, permintaan pasar produk sepeda ini meningkat dengan pesat karena barang komoditas ini banyak diburu konsumen. Dalam masa ini setidaknya terdapat tiga jenis sepeda yang sedang digandrungi masyarakat. Tiga diantaranya yaitu, road bike yang didesain untuk berkendara di jalanan aspal, on road dan berbobot ringan. 

Kedua, montain bike yang didesain untuk dapat digunakan di medan offroad atau menjelajah medan yang sulit seperti gunung. Ketiga adalah folding bike atau sepeda yang dapat dilipat, sehingga terkesan praktis untuk dibawa kemana-mana dan ini adalah inovasi yang bagus untuk orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan yang mungkin hanya memiliki garasi yang sempit.

Tren bersepeda saat ini meilbatkan semua kalangan di masyarakat, baik dari kalangan anak remaja, dewasa, bahkan lansia pun banyak yang bersepeda bersama dengan komunitasnya ataupun dengan keluarganya. Saat pandemi berlangsung selama kurang lebih dua tahun dan selama itu juga tren bersepeda mulai muncul lagi di tengah tengah masyarakat. Jika diamati, para pesepeda mayoritas adalah generasi milenial yang juga menjadikan bersepeda sebagai gaya hidup sehat. Bukan hanya sebagai sarana untuk berolahraga, bersepeda saat ini juga dapat menyatukan kita dengan teman atau kerabat yang mungkin intensitas pertemuannya rendah.

Fenomena bersebeda ini nampaknya sudah banyak memberikan dampak positif untuk orang-orang yang ingin tetap menjaga kesehatannya namun tidak memiliki waktu yang cukup banyak untuk melakukan olahraga lainya yang mungkin akan memakan banyak waktu.

Tingginya minat masyarakat dalam dunia persepedaan ini banyak memunculkan berbagai komunitas sepeda di tengah pandemi, baik komunitas yang memang sudah ada dari lama ataupun komunitas baru yang memang muncul karena rasa bosan selama pandemi hanya mendekam dirumah. Bersepeda nampaknya bisa dijadikan sebagai budaya, hal itu disebabkan oleh tingginya minat masyarakat di olahraga ini.

Dengan adanya tren ini, tentunya terjadi peningkatan permintaan di pasaran sepeda yang menyebabkan harga sepeda naik drastis. Harga jual sepeda yang mungkin biasanya hanya dijual di kisaran 5 jutaan saja, tetapi di masa tren bersepeda ini bisa terjual dengan kisaran harga hingga puluhan juta. Harga yang terbilang mahal tersebut disebabkan karena stok sepeda yang makin hari makin berkurang karena banyaknya pemburu sepeda, menjadikan sepeda menjadi barang yang langka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun