Cintaku lebih jauh dari ujung bulan sabit yang sering kamu lihat.
Saat malam ia sukar untuk diam sebab rindu tak kenal waktu.
Namun aku hanya orang asing, bagai debu melekat pada musafir.
Layakkah debu itu hinggap pada bunga sepertimu dengan warna-warna menyapa?
Saat aku ungkapkan cinta aku tak peduli pada jawaban tidak atau iya.
Karena cinta mata hari setia menyinari, walau banyak manusia mengabaikannya di waktu pagi.
Karena cinta air hujan rela jatuh bertubi-tubi pada bumi.
Aku harap hatimu mampu menerima kasih ini lalu merenggangkan ruas jemari untuk kelak aku genggam.
Maukah kamu menyeberangi pelik dunia ini bersamaku?
Bersama diriku yang masih memikul banyak tanya kehidupan.
Jipang, 27 September 2022