Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Debu Musafir

27 September 2022   20:01 Diperbarui: 27 September 2022   20:05 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : hissizbikalp

Cintaku lebih jauh dari ujung bulan sabit yang sering kamu lihat.

Saat malam ia sukar untuk diam sebab rindu tak kenal waktu.

Namun aku hanya orang asing, bagai debu melekat pada musafir.

Layakkah debu itu hinggap pada bunga sepertimu dengan warna-warna menyapa?


Saat aku ungkapkan cinta aku tak peduli pada jawaban tidak atau iya.

Karena cinta mata hari setia menyinari, walau banyak manusia mengabaikannya di waktu pagi.

Karena cinta air hujan rela jatuh bertubi-tubi pada bumi.


Aku harap hatimu mampu menerima kasih ini lalu merenggangkan ruas jemari untuk kelak aku genggam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun