Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika Depresi Orang Kaya Pergi ke Psikolog dan Orang Miskin Membeli Miras Hasil Patungan dengan Temannya yang Juga Gila

6 Agustus 2022   16:44 Diperbarui: 6 Agustus 2022   17:09 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: movieplayer.it

Banyak di antara kita mungkin sudah tau mana hal baik dan buruk yang di ajarkan di sekolah atau agama namun jika tidak dibarengi kebijaksanaan ilmu tentang kebaikan hanya akan berubah menjadi penghakiman. 

Entah apakah mereka yang mudah menghakimi kesalahan orang lain adalah cara untuk menunjukan eksistensinya sehingga butuh orang lain untuk direndahkan agar dirinya terlihat lebih mulia. 

Padahal kita juga tidak pernah benar-benar tau alasan seseorang berbuat maksiat , apakah perbuatan maksiat itu murni tulus keinginan dirinya atau hanya pelarian saja?

Sebenarnya yang mereka butuhkan adalah kepedulian orang sekitar untuk mendampinginya ketika menghadapi masalah karena kalau kita renungi maksiat itu seperti jalan pintas untuk membahagiakan diri ketika mereka tak mampu menghadapi masalah yang berat menimpanya. 

Bisa kita lihat bagaimana kepedulian seseorang mampu merubah arah hidup dan pola pikir orang yang sedang depresi, di banyak kejadian orang batal melakukan bunuh diri karena beberapa nasehat yang memiliki makna bahkan dalam skala besar kepedulian seseorang mampu merubah keadaan suatu negeri.

Bisa jadi alasan mereka berbuat maksiat itu hanya untuk mendapatkan pengakuan karena dari pengalaman pribadi, saya mendapati teman saya yang latar belakangnya orang tidak mampu namun begitu royal pada minuman keras dan diskotik padahal dia juga sadar untuk mendaptkan uang itu amat sulit kalau pun uang itu ada pasti untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. 

Namun kenapa uang itu ia habiskan untuk berfoya-foya ? padahal ada orang tua yang butuh bantuan darinya atau paling tidak uang itu perlu ditabung untuk masa depannya, setelah saya renungi ternyata orang yang miskin namun royal untuk maksiat itu sebagian besar hanya untuk pengakuan sosial. 

Mengapa orang mencari pengakuan lewat hal negativ? bisa jadi karena akses positif yang tidak mereka dapatkan dari lingkungan dan pertemanan. 

Jika dia dibesarkan di keluarga miskin tentu ia akan mengalami krisis identitas di mata sosial beda dengan kelahiran anak orang kaya yang dinanti untuk dipuja-puja atas keberuntungannya sebagai calon  penerus kekayaan orang tuanya sedangkan jika dia terlahir di keluarga miskin akan terasa sebagai calon beban.

Ketika anak-anak orang kaya itu sekolah secara tampilan mereka berbeda jauh lebih rapih wangi dan anak orang miskin ia sekolah dengan seragam yang lusuh kalau pun wangi itu adalah aroma pelembut setrika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun