Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mereguk Air Mata

27 Juli 2022   23:23 Diperbarui: 28 Juli 2022   00:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : insankimezar


Kenapa hadirmu bagai bulan ?

Yang benderang bagai purnama lalu perlahan meredup menjadi sabit dengan sedikit sorot cahaya.

Kini hanya aku dan gelap tanpa dirimu, padahal cintaku bagai langit yang tanpa tepi.


Sekali pun aku masih bisa tertawa percayalah itu hanya untuk menyamarkan bunyi gemercik tangis pada rongga dada.

Seandainya kamu dapat melihat tangis yang ku sembunyikan maka nampaklah samudra air mata yang tak akan mampu diseberangi oleh siapa pun.


Aku lebih memilih untuk mereguk air mataku sendiri dari pada harus terlihat menangis karena kamu.

Bekasi 27 Juli 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun