Mohon tunggu...
Dinesh D' Roiza
Dinesh D' Roiza Mohon Tunggu... wiraswasta -

I have something special for you !!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3 Fase kehidupan dalam 60 Tahun

15 Juni 2010   13:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:31 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebagai manusia kita mengetahui bahwa hidup didunia ini tidaklah untuk selamanya. Manusia terus ditekankan untuk lebih memahami setiap perbuatan yang mesti dilakoninya. Disaat hari terus berganti kita menyadari bahwa kita sudah tertinggal jauh. Seringkali kita melupakan, bahwa hidup ini sudah berjalan sedemikian lama. Kemudian kita sampai pada titik kejenuhan yang selalu kita temukan diakhir permasalahan. Ketika umur kita telah mencapai usia remaja, kita menyadari bahwa hidup kita sudah sekian tahun. Namun kita masih merasakan masa kecil itu seolah - olah baru saja kemarin. Seorang pemuda masih ingin hidup layaknya anak usia remaja, namun dia tersadarkan pula bahwa umurnya telah mencapai lebih dari 30 tahun, begitu juga orang tua dan mereka yang lanjud usia. Ketika kita dituntut untuk berfikir lebih dewasa, kita memang akan selalu berusaha untuk melakukannya. Karena kita adalah makhluk yang terus mempelajari hal - hal yang lebih baru. Kita tahu bahwa masa depan yang kita anggap masih jauh pada saat ini, terasa lebih cepat berlalu ketika kita menengok kebelakang dimasa yang akan datang. Kita selalu sadar akan peristiwa seperti ini disaat semua sudah berlalu.

Manusia abad ke 20 banyak sudah yang meyakini bahwa usia normal mereka hanya sekitar 80tahun. Namun siapa yang dapat mengetahui misteri waktu ? Kita dapat mati lebih cepat sebelum usia itu dan mungkin saja kita juga dapat hidup lebih lama dari patokan usia 80tahun ini. Sering juga kita merasa ngeri jika berbicara tentang usia. Tapi memang kita harus selalu ingat mengenai akhir dari hidup ini yang semua manusia menyebutnya dengan nama kematian. Bahkan umat Nabi Muhammad meyakini bahwa usia manusia setelahnya tidak berbeda jauh dari usia beliau, yaitu sekitar 64th. Tapi bukan di usia berapa kita akan mati atau sampai usia berapa kita dapat bertahan hidup yang akan kita bicarakan lebih jauh. Namun, kita akan membicarakan bagaimana sebaiknya menyusun rencana hidup ini menjadi lebih menarik dan lebih menyenangkan. Kita di tuntut bersikap cerdas dalam memaksimalmalkan usia ini. Lalu kita harus selalu yakin dan sadar atas apa yang kita kerjakan agar hidup ini menjadi lebih efektif.

Kita akan mencoba membicarakannya sesuai dengan sejauh mana yang telah saya ketahui dan pahami. Hidup ini dibagi menjadi 3fase kehidupan, 20 tahun pertama, 20tahun kedua dan 20 tahun ketiga. Fase pertama adalah usia 1th sampai dengan usia 20th. Diawal fase 20th pertama, sering disebut dengan surga manusia. Mengapa tidak? sebab setengah dari masa ini, hidup kita begitu menyenangkan. Apapun kebutuhan kita, menjadi tanggung jawab orang tua. Hidup kita hanyalah untuk bersenang - senang tanpa terbebani oleh suatu pokok permasalahan tertetu. Fasilitas hidup kita disediakan oleh orangtua. Kita hanya menikmati tanpa berfikir akibat apapun. Kemudian dari setengah masa ini kita mulai dikenalkan satu demi satu problema kehidupan. Kita mulai diajarkan pentingnya belajar. Belajar membaca, belajar menulis, belajar norma dan belajar bekerja.

Dalam pembicaraan ini saya akan cenderung membahas mengenai pembentukan mental bekerja dan kemampuan daya fikir. Jika dalam fase ini seseorang sudah terdidik secara baik, tidak gampang mengeluh dan tidak mudah menyerah. Maka, sangat mungkin terbentuk adanya sikap positif dalam bekerja dengan mental yang cukup kuat dan daya pikir yang cukup matang. Dalam fase berikutnya mereka akan lebih percaya diri menghadapi setiap masalah. Fase inipun sering disebut sebagai suatu proses pembiasaan diri dan pelatihan tahap awal kekuatan mental dan daya pikir manusia.

Hidup memang tak semudah seperti yang kita harapkan. Namun dengan kemauan yang kita miliki hidup inipun juga tidak rumit seperti yang kita bayangkan. Diakhir fase ini mereka mulai mengerti apa yang disebut kesadaran, kinginan, kebutuhan, hak dan kewajiban. Kita mulai serius menggeluti pekerjaan. Selanjudnya munculah pertanyaan. Mengapa kita harus bekerja? Disaat seperti ini kita mulai menyadari bahwa tidak selamanya kebutuhan hidup kita menjadi tanggungjawab orang tua. Kemudian munculah pemikiran bahwa kita harus bekerja. Jika dalam fase akhir 20 tahun pertama ini kita mengerti arti penting bekerja. Maka kita akan mencoba membiasakan diri dengan sebuah pekerjaan. Oleh karena itu banyak dari kita diusia remaja memiliki keinginan untuk membantu orangtua bekerja. Sebab didalam jiwa mereka telah terbentuk keyakinan tentang arti pentingnya sebuah pekerjaan. Kemudian yang terjadi adalah terciptanya pemikiran bahwa kita harus mempunyai suatu karakter untuk bergelut pada suatu bidang pekerjaaan tertentu. Kita mulai memilih pekerjaan apa yang paling kita inginkan. Kita muai memilih Sekolah mana yang sesuai dengan tujuan kita. Perlu kita ketahui bahwa target dalam fase pertama ini adalah suatu proses pembiasaan

Tahap selanjudnya disebut dengan fase 20th kedua. Fase ini melingkupi usia 20th sampai dengan usia 40th. Dalam tahap ini sudah pasti kita akan dituntut melakukan suatu pekerjaan. Target dalam fase ini adalah terpenuhinya kesadaran, kemandirian, ketekunan, ketepatan sikap dan kemampuan dalam berpikir. Ditengah - tengah fase ini kita akan dihadapkan dengan sebuah persoalan hidup yang sangat solid. Pria maupun wanita akan mulai mengenal perasaan menyukai lawan jenis. Selanjudnya kita melakukan sebuah pernikahan. Bagi pria adalah suatu perjuangan yang benar - benar ekstra. Mereka akan menjadi kepala rumah tangga yang tentunya orang pertama yang dihadapkan dengan sebuah pekerjaan. Begitu juga dengan wanita yang dalam ini disebut single parent

Dalam tahap ini seseorang harus benar - benar menguasai karacter pekerjaan yang menjadi acuan dalam kehidupannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa memiliki pekerjaan yang tetap dan mapan menjadi salah satu syarat keluarga yang bahagia. Dengan memiliki pekerjaan yang mapan kehidupan akan lebih teratur dan penghasilanpun lebih terjamin. Dimasa ini juga seseorang harus bekerja dengan cerdas, penuh perjuangan agar tujuan dalam fase selanjudnya terpenuhi, yaitu kebahagiaan dan ketengan hidup. Harus kita ketahui bahwa diera abad 20 ini bukan hanya kerja keras yang kita butuhkan tapi suatu bentuk kerja sama yang baik dan berkualitas yang lebih kita butuhkan.

Kemudian dalam fase selanjudnya disebut dengan fase 20tahun ke tiga atau disebut juga fase akhir. fase ini mulai umur 40th sampai dengan umur 60th. Sering disebutkan bahwa didalam fase inilah manusia mempunyai kematangan dalam berfikir. Puncak kehidupan ada disini juga. Penyesalan akan muncul dimasa usia ini juga. Orang - orang yang berhasil melalui tahap sebelumnya, disini mereka akan menemukan kepuasan, kesenangan dan ketenangan dalam hidup. Masa tua yang bahagia ia habiskan bersama anak dan cucunya. Sungguh sangat menyenangkan apabila keadaan seperti ini kita dapatkan saat tua nanti. Beban hidup telah kita menangkan dengan perjuangan kita dalam fase 20tahun pertama dan fase 20 tahun kedua. Namun jika kita gagal dalam menghadapi masa - masa sebelum fase ini, maka sudah pasti kita akan terus dihadapkan dengan sebuah pekerjaan yang mungkin memberatkan hidup kita. Sebab tenaga mulai berkurang, kemampuan berfikir mulai melemah dan fisik mulai melemah juga. Maka sudah seharusnya kita harus membiasakan diri untuk bekerja mulai sejak dini demi meraih kehidupan yang kita inginkan dihari tua. Perlu kita tekankan bahwa jika kita tidak bekerja diusia muda, sudah pasti kita akan dipaksa berhadapan dengan suatu pekerjaan diusia tua. Usia yang seharusnya menjadi ketengan dalam hidup kita. Usia yang membahagiakan bersama keluarga, anak dan cucu kita.

artikel sebelumnya Bagaimana Dengan Nasib Kreativitasmu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun