Senin siang yang panas. Terik.
"Taukah, D, saat ini sedang booming mengenai pacar. Mantan pacar, tepatnya." ucap Al sembari memainkan gelas jusnya.
Aku meliriknya sekilas. "Oya,"
"Iya, D. Mungkin aku termasuk salah seorang yang susah move on dari masa lalunya, salah satunya adalah mantan." Al menatapku lurus.
Aku membalas tatapan Al dengan seulas senyum manis lalu terkikik geli.
"Jangan memulai kembali apa yang sudah seharusnya ditutup, Al."
Al menatapku sebal.
"Mengapa menatapku seperti itu, eh," tanyaku sembari mengerlingkan mata.Â
"Kau ini... Setelah sekian lama berusaha menghubungimu, akhirnya aku berhasil. Huft."
"Ya, karena aku tidak sempat, Al. Sibuk. Selalu tidak ada waktu untukmu. Nah, tapi, siang ini kusengaja meluangkan waktu untuk menemuimu. Tentu saja, hal ini sepengetahuan suamiku. Jadi, begini..."
"Stop, aku tak mau mendengarnya, D. Semuanya akan baik-baik saja, kan D? Kau dan aku?"