Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

So Smart, So Beautiful: Sirkus Pohon

11 September 2017   10:56 Diperbarui: 11 September 2017   11:05 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

So Smart, So Beautiful (Emily Brooks).

Pujian untuk Andre Hirata yang diberikan Emily Brooks benar adanya. Smart dalam mengolah tema unik, judul yang menarik mata pembaca, juga alur dan penokohan yang saling berkaitan. Semuanya disatukan dalam cinta dan kearifan lokal. Belum lagi, penambahan pengetahuan. Misalnya, "Vanili termasuk familia Orchidaceace, konon bukan tanaman asli Indonesia, sangat mungkin berasal dari India. Masih banyak perdebatan soal itu. Vanili sekeluarga dengan orchid alias anggrek, berbiji tunggal, berkeping satu. Tanamannya berbentuk sulur, buahnya mengeluarkan aroma vanili..." (Bab 29 Cinta Pertama, 118-119).

Temanya berkaitan dengan banyak hal, di antaranya mengangkat kisah pekerjaan di sirkus. Sirkus yang sempat akrab kala saya sekolah dasar. Saat itu, saya menonton sirkus keliling yang dipentaskan tak jauh dari rumah. Di sana, ada beberapa pertunjukan, seperti, tong setan, badut, dan melempar pisau dalam putaran. Ide yang sederhana namun menakjubkan. Tak heran, jika sang penulis, Andrea Hirata, mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa di bidang sastra dari University of Warwick, United Kingdom.

Dari tema tersebut, hadirlah judul yang menarik mata pembaca atau bisa jadi judul dahulu barulah tema. Entahlah, saya tidak paham proses kreatif sang penulis dalam karyanya. Judulnya,"Sirkus Pohon". Unik plus ajaib.

Semula, saya mengira isi dalam novel "Sirkus Pohon" tidak jauh berbeda rasanya dibandingkan beberapa novel Andrea Hirata sebelumnya, seperti "Laskar Pelangi", "Sang Pemimpi", "Endensor", "Maryamah Karpov", dan "Ayah". Akan tetapi, saya terperangah. Saya salah. Ya, walaupun dibumbui lokalitas yang dekat dengan sang penulis dan masih berhubungan dengan pendidikan serta semangat berjuang hidup, novel kali ini dibumbu informasi lainnya, yaitu tentang sirkus dan untaian aneka pekerjaan. Intinya menuju muara yang sama, kearifan lokal yang masih seru untuk dieksplorasi.

Penokohannya pun terdiri dari beberapa tokoh dan karakter namun mereka saling berkaitan dan mengenal baik langsung maupun tak langsung. Jadi, nampaknya, tidak berfokus pada satu tokoh saja walaupun ada tokoh utamanya.

Beautiful. Cantik. Diksi yang disampaikan beragam terdiri dari beberapa kata dan kalimat yang mudah dipahami, sambung-menyambung, beraroma sastra, dan ada juga yang belum lengkap SPOK-nya. Ah, tapi apalah arti unsur Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan selama pesan penulis tersampaikan dalam sebuah karya fiksi. Permakluman pun saya sematkan untuk novel ini.

Belum lagi, embel-embel kata "dangdut" sebagai penggambaran tokoh di dalam novel. Ojeh, saya paham jika salah seorang tokoh digambarkan berambut dangdut. Artinya, menurut saya pribadi, rambut sang tokoh kemungkinan ikal atau keriting seperti halnya kebanyakan penyanyi dangdut. Lalu, bagaimana dengan bermata dangdut? Olala, saya tidak dapat gambarannya. Maaf, apakah seperti Rhoma Irama, Evi Tamala, Lesti, Iis Dahlia, Inul, Rido Rhoma, Nassar, Cici Paramida, Iyeth Bustani, Cita Citata, atau siapa?

Begitulah...

So smart, so beautiful...

Judul: Sirkus Pohon

Penulis: Andrea Hirata

Penerbit: Bentang

Tahun: 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun