Mohon tunggu...
Dina N. A Muaz
Dina N. A Muaz Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah candu walau terkadang terhalang typo.

Pecinta hujan namun tidak suka kehujanan Seseorang yang sedang belajar merangkai aksara dan mengabadikannya di media

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Perselingkuhan dalam Rumah Tangga Harmonis, Kok Bisa?

8 Januari 2022   10:09 Diperbarui: 8 Januari 2022   20:46 2631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layangan Putus Episode 7 Januari 2022. (sumber: MD Entertainment via kompas.com)

Sifat dasar manusia yang kerap tidak kita sadari adalah sifat "haus" atau "tidak merasa puas". Hidup di dunia ini bagaikan meminum air garam. Semakin di minum semakin dahaga. Hal inilah yang memicu perselingkuhan itu kerap terjadi walaupun dalam keluarga harmonis sekalipun.

Ibaratnya mempertahankan kesetiaan itu seperti kita mempertahanakan barang yang dulunya kita inginkan tapi sekarang sudah kita dapatkan. 

Anologi mudahnya misalnya dulu kita ingin sekali tas merek A dengan model A, untuk mendapatkan kita bersusah payah menabung setelah dapat sebulan dua bulan tas itu kita rawat dengan baik, namun sebagian manusia setelah memiliki tas itu muncul bisikan-bisakn keinginan untuk memiliki tas baru lagi yang" lebih" di banding yang di miliki.

Ada beberapa manusia bisa menahan dirinya untuk menekan keinginannya membeli tas baru lagi tapi ada juga sebagian manusia yang tergoda memiliki barang baru dan melupakan barang lama. Nah hal inipun terjadi dalam sebuah hubungan suami istri. 

Ada beberapa istri atau suami yang bisa menghalau keiniginanaya untuk mendapatkan pasangan yang "lebih" tapi ada juga yang tidak dapat menghalau karena lemahnya komitmen diri dan ada kesempatan.

Kesempatan adalah faktor pemicu yang tidak bisa kita abaikan. Bayangkan bila ada wanita/pria yang "lebih" dibanding pasangan yang kita miiki menghampiri kita.

Tentunya akan ada beberapa yang akan tergoda dan tidak menyia-nyiakan kesempatan atas dasar pembenaran istri atau suami kita  itu banyak kurangnya. 

Ada juga orang yang ingin berselingkuh tapi tidak ada kesempatan, tidak ada target yang mau dengannya maka perselingkuhanpun tidak akan terjadi.

Mengapa Perebut Suami/Istri Orang Terkadang Merasa Benar?

Jika kita melihat dari sudut pandang pelakor, banyak pelakor yang merasa dirinya benar dan juga banyak pendukungnya. 

Pelakor berargumen dirinya tidak merebut suami atau istri orang tapi dirinya hadir sebagai sosok baru yang menawarkan kesempurnaan atas nama cinta. Dengan dalih pasangan sah tidak bisa menjaga pasangannya ini adalah senjata jitu yang biasa di pakai orang ke tiga . 

Sensasi bisa merebut "milik orang lain" itu menjadi sebuah kebanggan bagi sebagian orang. Sebagai pembuktian kepada dunia bahwa dirinya "lebih" dari orang lain. Bahkan banyak kasus orang ketiga yang bisa mengubah posisi seolah dia adalah korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun