Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Tariq Ramadan, Tokoh Islam yang Disegani Eropa

29 Mei 2018   16:11 Diperbarui: 30 Mei 2018   22:54 3463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tariq Ramadan, sosok pemikir muslim berdarah Mesir yang bermukim di Swis, Eropa, dan disegani masyarakat Eropa. (foto: linternaute.fr)

Menjawab Mystery Topic 2 Kompasiana tentang Sosok Inspiratif di Bulan Ramadhan, maka saya memilih Tariq Ramadan. Apalagi, keberadaan saya di Eropa sekarang membuat saya makin penasaran dengan sosok cendekiawan Muslim yang katanya dihormati dan disegani di benua ini.

Nama Tariq Ramadan tidak terlalu asing bagi saya karena saya mulai mengenalnya dari media-media Islam yang terbit di Eropa. Dari sosok dan wajahnya saja sudah kentara bahwa beliau seorang pemikir yang bijak dan lembut hati, terlepas dari berbagai tuduhan yang dilontarkan kepadanya akhir-akhir ini.

Hal ini menurut saya penting sih, mengingat citra Islam akhir-akhir ini di tengah masyarakat Eropa semakin bias akibat teror bom di beberapa negara Eropa (termasuk juga Indonesia). Menurut saya sangat penting menghadirkan Islam dan sosok-sosok Islam yang lembut hati, tenang dan cinta damai agar persepsi masyarakat Barat, terutama Eropa, mengenai Islam, kembali pulih.

Di artikel saya sebelumnya, Menikmati Santap Buka Bersama Warga Indonesia di Marseille, sekilas saya menyebutkan tentang Tariq Ramadan. Ya, beliau adalah cucu Hasan Al-Banna, tokoh pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin sejak awal tahun 1930-an, sebuah organisasi Islam di Mesir yang memandang Islam adalah suatu keyakinan yang universal yang ingin menyatukan perpecahan di antara umat Islam dengan jalan damai dan demokratis.

Hasan al Banna adalah kakek dari Tariq Ramadan, seorang pendiri organisasi Ikhwanul Muslimin yang mengutamakan Islam yang demokratis dan cinta damai. (foto: islamedia)
Hasan al Banna adalah kakek dari Tariq Ramadan, seorang pendiri organisasi Ikhwanul Muslimin yang mengutamakan Islam yang demokratis dan cinta damai. (foto: islamedia)
Tariq Ramadan disegani masyarakat Eropa karena beliau sering diundang dalam berbagai acara televisi dan berbagai kampus di Eropa untuk berdialog tentang Islam. Ini tidak mengherankan mengingat sosoknya sebagai seorang akademisi, profesor di Universitas Oxford, Universitas Fribourg-Swis, filsuf Muslim-Swis (Tariq seorang warga negara Swis), dan sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia menurut majalah Time. Tariq juga didaulat sebagai penasihat isu-isu lintas agama oleh Uni Eropa.

Menurut Tariq Ramadan, masyarakat pluralis itu adalah sebuah fakta, kita tidak bisa mengabaikannya dan mengatakan setuju atau tidak setuju, tapi harus berusaha hidup berdampingan dengan kenyataan itu sambil selalu mencari solusi-solusi praktis terbaik dan terbuka terhadap berbagai isu yang ada. Ayah dari empat anak ini juga selalu berusaha menjembatani antara masyarakat Muslim dengan Barat, membuat keduanya saling memahami satu sama lain.

Sebagai seorang dosen, profesor dan filsuf, ini adalah beberapa tulisan hasil buah pikir Tariq Ramadan. Ada tentang
Sebagai seorang dosen, profesor dan filsuf, ini adalah beberapa tulisan hasil buah pikir Tariq Ramadan. Ada tentang
Ditanya soal sekularisme yang dianggap momok bagi sebagian masyarakat Muslim Eropa (dan mungkin juga sebagian warga muslim Indonesia), Tariq berpendapat bahwa masyarakat Muslim yang tinggal di dunia Barat bukanlah orang asing atau warga sementara, tapi merupakan bagian dari warga Eropa. Mentalitas seperti ini menurutnya harus dibuang jauh-jauh, bahwa tidak ada masalah antara sekularisme dengan masyarakat Muslim.

Ada Undang-Undang yang harus dihormati, dan masyarakat Muslim tetap bisa beribadah tanpa harus merasa terganggu dengan prinsip tersebut, karena sekularisme bukan berarti meniadakan agama, tetapi menjadi urusan pribadi masing-masing individu tanpa harus mencampurinya dengan politik.

Tariq pun mengutip perkataan kakeknya saat menghadapi seorang pemuda Palestina yang akan melakukan bom syahid. Sang pemuda berkata, Allahu akbar wa lillaahilhamd ! Kami ingin mati di jalan Allah. Lalu, Hasan Al Banna menjawab, "Mati di jalan Allah itu sangat sulit, tapi hidup di jalan Allah itu lebih sulit lagi."

Maryam Ramadan, putri dari Tariq Ramadan yang membela kehormatan sang ayah dari berbagai tuduhan kriminal yang dilontarkan padanya. (gambar diambil dari website resmi Tariq Ramadan)
Maryam Ramadan, putri dari Tariq Ramadan yang membela kehormatan sang ayah dari berbagai tuduhan kriminal yang dilontarkan padanya. (gambar diambil dari website resmi Tariq Ramadan)
Sayangnya, kini Tariq sedang didera kasus pelecehan seksual yang membuatnya harus dipenjara. Sementara, pada saat yang bersamaan pria berusia 56 tahun ini menderita penyakit sklerosis. Entah apakah tuduhan-tuduhan itu palsu seperti yang pernah menimpa Michael Jackson pada akhir hayatnya karena ada yang tidak suka padanya, atau memang benar, wallahu a'lam.

Yang jelas, putrinya, Maryam Ramadan, dengan tegas dan mati-matian membela ayahnya di berbagai media. Di tengah-tengah gempuran kasus, Maryam mengutip perkataan ayahnya, "Secara mental saya kuat (dari berbagai cobaan), namun fisik saya tidak sanggup menyangga tubuh saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun