Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bal Patriotique, Pesta Dansa Kemenangan Pasukan Sekutu atas Jerman di Prancis

10 Mei 2018   17:26 Diperbarui: 10 Mei 2018   18:58 2362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Selasa 8 Mei kemarin, rakyat Marseille tumpah ruah ke tengah kota untuk memperingati kemenangan pasukan Sekutu (termasuk Prancis) atas Jerman pada Perang Dunia II. (foto: dokpri)

Pekan ini banyak hari libur tanggalan merah di Prancis. Selasa 8 Mei libur karena memperingati hari kemenangan pasukan Sekutu atas tentara Nazi Jerman pada Perang Dunia II yang disebut La Liberation (dan Prancis merupakan bagian dari tentara Sekutu tersebut yang dibantu oleh Amerika Serikat), Kamis 10 Mei libur lagi memperingati hari Paskah. Jadi, banyak hari libur di sini dan kebetulan membuat hari kejepit menjadi banyak. Walaupun demikian saya tetap harus masuk kerja di hari-hari kejepit itu, ha ha ha.

Para pengunjung bisa mendapatkan minuman gratis seperti juice dan coca-cola, atau snack gratis seperti bolu cokelat, dan lain-lain. (foto: dokpri)
Para pengunjung bisa mendapatkan minuman gratis seperti juice dan coca-cola, atau snack gratis seperti bolu cokelat, dan lain-lain. (foto: dokpri)
Tapi tidak apa-apa, sih. Meskipun hari kejepit saya jadi banyak belajar hal baru. Misalkan hari Selasa 8 Mei kemarin. Ternyata di Marseille, kota tempat saya tinggal, ada perayaan memperingati hari kemenangan tersebut, yang disebut Bal Patriotique, artinya Pesta Dansa Patriotik. Dan, perayaannya bahkan diselenggarakan oleh walikota setempat, berupa pesta dansa dan pameran mobil-mobil perang yang digunakan selama Perang Dunia II.

Meskipun bukan hari kemerdekaan, tetapi bendera Prancis dikibarkan di jalanan pada peringatan hari kemenangan ini. (foto: dokpri)
Meskipun bukan hari kemerdekaan, tetapi bendera Prancis dikibarkan di jalanan pada peringatan hari kemenangan ini. (foto: dokpri)
Yang unik, walaupun perayaan La Liberation ini berlangsung di kota Marseille (dan mungkin di beberapa kota lainnya di Prancis), namun unsur atau elemen budaya Amerika Serikat sangat terasa. Mulai dari musik yang diperdengarkan bernuansa jazz blues and swing, tipe dansa atau tarian yang diperagakan di atas panggung juga berupa swing dance, mobil-mobil militer yang bertuliskan USA, bahkan bendera-bendera negeri Paman Sam yang disandingkan dengan bendera Prancis. Tahu kan bendera Prancis warnanya apa saja ? Ya benar, biru putih dan merah yang tersusun secara horizontal. Sementara, bendera Amerika Serikat sudah tahu ya coraknya seperti apa .

Di sini dipasang juga papan berisi foto-foto pada saat berlangsungnya Perang Dunia II yang terjadi di beberapa kota di Prancis, termasuk Marseille. (foto: dokpri)
Di sini dipasang juga papan berisi foto-foto pada saat berlangsungnya Perang Dunia II yang terjadi di beberapa kota di Prancis, termasuk Marseille. (foto: dokpri)
Mengapa begitu? Ya, jika ditilik dari sejarahnya, Prancis dan Amerika Serikat sudah sangat banyak saling membantu dalam memerdekakan tanah mereka dari penjajahan. Tentara Prancis pernah membantu Amerika Serikat dengan mengirimkan pasukannya ketika terjadi perang saudara pada sekitar tahun 1700-an. Pada waktu itu, yang namanya negeri Amerika Serikat belum ada, tapi masih jadi koloni Inggris. Rakyat Amerika, yang terdiri dari penduduk asli suku Indian, maupun masyarakat imigran kulit putih dari benua Eropa, pun bertempur melawan pasukan Inggris.

 Jika Kompasianer suka nonton film, mungkin ingat dengan film The Patriot (2000) karya sutradara Mel Gibson yang menggambarkan perang saudara di Amerika Serikat pada tahun 1770-an. Nah, di situlah tentara Prancis yang dikirim oleh Napoleon datang. Yah, keberadaan tentara Prancis di Amerika Serikat pun sebenarnya dalam rangka memperluas koloninya terutama di Amerika Utara.

Selain papan foto, ada juga mobil-mobil militer yang dipamerkan pada saat acara ini, termasuk para tentara veteran lengkap dengan kostumnya. (foto: dokpri)
Selain papan foto, ada juga mobil-mobil militer yang dipamerkan pada saat acara ini, termasuk para tentara veteran lengkap dengan kostumnya. (foto: dokpri)
Kemudian, mungkin merasa berhutang budi (dan juga pastinya ada muatan kepentingan politis), Amerika Serikat membantu Prancis dan beberapa negara di Eropa seperti Italia dan Inggris pada saat Perang Dunia I dan II. Melawan siapa? Tentunya pasukan Jerman pada Perang Dunia I, dan tentara Nazi pada Perang Dunia II.

Ada yang minat sama mobil Rolls Royce biru metalik ini? :) (foto: dokpri)
Ada yang minat sama mobil Rolls Royce biru metalik ini? :) (foto: dokpri)
Maka itu, tidak mengherankan jika suatu hari mampir ke Paris, selain menemukan Menara Eiffel, Kompasianer juga akan melihat patung Lady Liberty, namun dalam ukuran yang agak lebih kecil sih ketimbang 'induk'-nya di New York, Amerika Serikat. Dan, patung Lady Liberty yang sungguhan yang berada di kota New York, ternyata merupakan hibah dari pemerintah Prancis yang dibuat oleh pematung Prancis Frederic Bartholdi, dan didirikan oleh Gustave Eiffel, sang pembuat Menara Eiffel.

alat-alat musik yang dimainkan pada saat Perang Dunia II, ditampilkan lagi di sini. Ada yang tahu nama alat musiknya yang di tengah itu? Ia dimainkan dengan memutar-mutar engkol di samping. (foto: dokpri)
alat-alat musik yang dimainkan pada saat Perang Dunia II, ditampilkan lagi di sini. Ada yang tahu nama alat musiknya yang di tengah itu? Ia dimainkan dengan memutar-mutar engkol di samping. (foto: dokpri)
 Meskipun begitu, lucu juga sih jika Kompasianer perhatikan, di beberapa film buatan Hollywood, tokoh yang berasal dari Prancis biasanya dijadikan bahan cemoohan atau ejekan, apalagi di film-film remaja. Secara politik pun, saat ini kelihatannya Prancis tidak suka dengan beberapa kebijakan yang dibuat Presiden Trump. Bahkan, ada sentimen anti-Amerika berhembus di sini, walaupun tidak seperti di Indonesia sampai anti-Starbucks, anti-KFC, dan sebagainya. Starbucks dan KFC di Prancis sih tetap ada, tapi dari dulu masyarakat Prancis sudah bangga dengan merk makanan dan minuman buatan mereka sendiri, atau setidaknya bila berbicara tentang kopi, maka kopi merk Italia sudah pasti lebih oke rasanya ketimbang kopi Starbucks ;).***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun