Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Realita Remaja Milenial di Film "My Generation"

19 Oktober 2017   21:01 Diperbarui: 19 Oktober 2017   22:14 2321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Kids Zaman Now', alias remaja zaman sekarang dalam interpretasi Upi melalui film My Generation. (foto: dok.IFI Sinema)

Kompasianer tentunya masih ingat dengan kontroversi akun media sosial (terutama Instagram) awkarin, seorang gadis remaja era generasi sekarang, yang disebut juga generasi 'kids zaman now', atau bisa juga kita sebut 'generasi milenial' membuat semua orang terhenyak. Kita lantas bertanya-tanya, betulkah demikian gambaran remaja zaman sekarang? 

Pacaran dengan bebas, merokok, pakai baju serba terbuka... Andaikan gambaran tersebut mewakili anak-anak remaja di negeri Barat sana, mungkin kita tidak terlalu kaget. Tapi, nyatanya, awkarin yang bernama asli Karin Novilda adalah remaja Indonesia yang hidup di tengah-tengah kita.

Kemudian, banyak orang men-judge, mencaci, menghardik, tanpa mengetahui (atau mempedulikan) sebab-musabab mengapa remaja-remaja seusia Karin ini menjadi tampak begitu liar. Padahal bisa saja di balik aksinya yang bikin resah masyarakat terutama para orangtua itu, justru tersimpan segala kegelisahan yang juga dipendam oleh sebagian besar remaja sekarang. Gelisah dengan keadaan sekitarnya, terutama keluarga, dan terlebih lagi, orangtua. 

Mungkin, bisa jadi Karin kesal dengan orangtuanya yang serba menuntut. Bisa juga Karin tertekan dengan lingkungan sekitarnya seperti lingkungan sekolah yang serba materialis dan membuatnya pun ingin membuktikan diri bahwa ia bisa meraup uang banyak dalam usia belia, dan dengan uangnya itu ia bisa berbuat sesukanya.

Upi sang sutradara (tengah), diapit para pemain film My Generation. (foto: dok. IFI Sinema)
Upi sang sutradara (tengah), diapit para pemain film My Generation. (foto: dok. IFI Sinema)
Kegelisahan-kegelisahan a la kids zaman now inilah yang ditangkap Upi, sutradara yang telah menghasilkan film-film laris remaja seperti 30 Hari Mencari Cinta (2004); Radit dan Jani (2008); Realita, Cinta dan Rock 'n Roll (2006). Seperti film-film sebelumnya yang diwarnai kisah remaja ibukota dengan segala problematikanya, Upi kembali mengangkat kisah remaja namun kali ini mereka hidup di zaman yang serba melek medsos, yang tidak bisa lepas dari smartphone dan rajin unggah status terbaru. Untuk itu, Upi melakukan riset mendalam selama dua tahun dengan 'menyelami' semua jenis media sosial dan membaca berbagai komentar yang terlontar dari anak-anak remaja zaman sekarang.

Menurut Upi, jika ingin tahu apa kegelisahan anak-anak remaja zaman sekarang, jangan tanya langsung ke mereka karena mereka pasti cenderung berbohong. Tapi, bacalah status-status, komentar-komentar yang disampaikan oleh anak-anak ini di berbagai akun media sosial terkait film, artis, atau apa pun. 

Maka bermunculanlah seabrek komentar yang membuat Mbak Upi sendiri kaget. "Anak zaman sekarang sudah gila banget kalau ngomong di media sosial," tuturnya kepada salah satu media online. "Mereka sering banget bicara tentang orangtua, pendidikan, ngomongin soal guru dan segala macam."

Para pemain film My Generation merupakan aktor-aktris pendatang baru yang sebelumnya telah berkecimpung di dunia modeling. (foto: dok. IFI Sinema)
Para pemain film My Generation merupakan aktor-aktris pendatang baru yang sebelumnya telah berkecimpung di dunia modeling. (foto: dok. IFI Sinema)
Tapi pernyataan Upi memang benar, sih. Saya sendiri suka iseng cek akun-akun media sosial artis atau tokoh yang dikagumi remaja-remaja masa kini seperti Raisa atau Agnez Mo, walaupun tidak rutin. Komentarnya mulai dari yang manis hingga sarkastis, mulai dari yang memuji sampai nggak nyambung. Yah, namanya juga media sosial, ada wadah tapi tidak ada filternya seperti zaman saya remaja dahulu.

Film tentang remaja milenial yang digarap Upi ini mendatangkan empat wajah baru di dunia perfilman, meskipun sebelumnya mereka telah berkiprah di karir modeling. Lutesha, Arya Vasco, Bryan Langelou Warouw dan Alexandra Kosasie sebelumnya merupakan model blasteran yang wajahnya sering nampang di halaman fashion majalah-majalah franchise dan kini menjajal kemampuan akting sebagai remaja milenial metropolis di film berjudul My Generation. 

Keempat model ini masing-masing berperan sebagai Suki, Konji, Zeke dan Orly, remaja dengan masing-masing karakter yang khas: Suki gemar berpenampilan nge-grunge dengan rambut bercat ungu cerah dan jago bermain gitar elektrik, Konji remaja pemalu yang tertutup, Zeke sebagai ketua gank yang sangat melindungi dan membela teman-temannya, Orly yang dewasa dan kritis dengan isu-isu feminisme. Keempatnya ini diceritakan memberontak dari lingkungan keluarga dan membentuk lingkungan pertemanan sendiri yang kuat.

Remaja generasi milenial, bagaimana Kompasianer menilainya? (foto: dok. IFI Sinema)
Remaja generasi milenial, bagaimana Kompasianer menilainya? (foto: dok. IFI Sinema)
Karakter Suki, Konji, Zeke dan Orly yang demikian tidak luput dari peran serta orangtua dan lingkungan keluarga yang membentuk mereka: Suki terlalu dikekang dengan keinginannya mengembangkan diri di jalur musik, Konji yang serba diatur oleh orangtuanya yang sangat kaku, Zeke yang merasa tidak diinginkan kehadirannya dalam keluarga, serta Orly yang dibesarkan dalam keluarga single parent dan menemukan fakta bahwa sang ibunda berpacaran dengan pria yang usianya jauh lebih muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun