Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Beasiswa Erasmus Mundus: Kuliah di 2 Negara Eropa dengan Gelar Ganda!

24 April 2011   07:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:28 2240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berencana melanjutkan sekolah keluar negeri setelah kuliah S1 ? Mungkin kita akan berpikiran kalau sekolah keluar negeri itu mahal, apalagi ke Eropa. Walaupun banyak tawaran beasiswa yang bertebaran, akan tetapi persaingannya pun cukup sulit. Namun, kalau Anda berpikir, kapan lagi dapat menikmati suasana belajar a la Eropa sekaligus mendapatkan kesempatan menjelajahi benua tua itu sambil jalan-jalan, kuliah keluar negeri tidak akan pernah dirasa terlambat. Salah satu dari sekian banyak beasiswa ke Eropa yang dapat Anda coba adalah Erasmus Mundus. Kuliah di Minimal 2 Negara

[caption id="attachment_103680" align="alignleft" width="300" caption="mahasiswa/i Erasmus Mundus berpose di dalam Gedung Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis"][/caption] Berbeda dengan kebanyakan beasiswa lainnya, beasiswa Erasmus Mundus mewajibkan mahasiswa yang terpilih untuk mengikuti program kuliah di minimal 2 negara yang berbeda di Eropa. Durasinya antara satu negara dengan negara yang lain berbeda-beda, tergantung kebijakan program atau jurusan yang dipilih. Jadi, misalnya jurusan saya, Kultur Literer Eropa (Cultures Littéraires Européennes), diselenggarakan dalam dua tahun. Dalam dua tahun itu, satu tahun pertama saya lalui di Italia, dan setahun berikutnya di Prancis. Hampir semua jurusan yang ada menyelenggarakan program kuliah selama 2 tahun. Bahkan, ada kawan Indonesia lainnya yang kuliahnya di 7 negara dalam 2 tahun! Bayangkan, bagaimana ya mengatur adaptasi kultur, waktu, dan perbedaan bahasa di setiap negara yang disinggahinya? Yang jelas, dengan kewajiban kuliah di beberapa negara itu, kita mendapatkan manfaat lebih banyak. Antara lain, teman-teman baru dari berbagai negara, mengenal kultur dan bahasa baru, dan tentunya, minimal 2 gelar. Great, isn't it ? Untuk masalah bahasa, Anda jangan kuatir. Jurusan-jurusan yang tersedia rata-rata memberikan kuliahnya dalam bahasa Inggris, walaupun Anda tinggal di negara yang bukan berbahasa Inggris. Kecuali, untuk segelintir jurusan yang berhubungan dengan ilmu humaniora, seperti jurusan saya sendiri, mewajibkan menguasai minimal 2 bahasa asing lainnya selain bahasa Inggris. Apa Saja Persyaratannya ? Selama menjalani promosi beasiswa Erasmus Mundus di Jakarta, baik yang diadakan di kampus-kampus maupun di expo-expo pendidikan, saya dan teman-teman acap kali mendapat pertanyaan serupa mengenai persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti seleksi beasiswa ini. Pada umumnya, semua jurusan yang ada mensyaratkan beberapa hal mendasar, seperti : sudah lulus S1, bisa minimal 1 bahasa asing yaitu Inggris yang dibuktikan dengan skor TOEFL minimal 550 atau IELTS minimal 6,5 ; menyertakan 2 buah surat rekomendasi (dua-duanya bisa dari orang akademis seperti dosen, dekan atau rektor, bisa juga salah satunya dari supervisor atau atasan di kantor), menyertakan surat motivasi (letter of motivation), serta Curriculum Vitae (CV) model Europass yang dapat di-download dari internet. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi adalah Anda tidak boleh pernah bekerja atau kuliah di negara-negara Uni Eropa dalam waktu maksimal 12 bulan selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Jadi, meskipun Anda sudah pernah kuliah di Singapura atau bekerja di Amerika Serikat, asalkan Anda belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di tanah Eropa untuk periode waktu yang lama, maka Anda sah-sah saja untuk mendaftar beasiswa ini. Bagaimana dengan umur ? Nah, keistimewaan beasiswa Erasmus Mundus ini adalah tidak ada persyaratan untuk batasan umur. Malahan ada teman saya yang sudah ibu-ibu berusia 45 tahun, bisa terpilih juga! Padahal ia sudah pernah mengambil S2 di Indonesia dan sudah bekerja jadi dosen pula. Untuk persyaratan yang lebih spesifik, Anda memang diharuskan untuk mengecek jurusan yang Anda minati yang menyelenggarakan program beasiswa Erasmus Mundus tersebut di internet. Nah, bagaimana Anda bisa tahu ada jurusan apa saja yang menawarkan beasiswa ini, jawabannya juga ada di sana. Semua Serba Online ! Beasiswa Erasmus Mundus memang agak unik, karena ia tidak menyediakan kantor pusat atau pun stand khusus di mana Anda bisa mendapatkan brosur berisi informasi lengkap mengenai program-program yang ada, persyaratannya dan formulir pendaftaran yang dapat Anda isi lalu Anda kembalikan. Sebaliknya, beasiswa yang digawangi oleh Komisi Uni Eropa bagian Pendidikan dan Kebudayaan ini, hanya bisa didapatkan informasinya dengan komplit melalui internet. Artinya, jika Anda memang berminat untuk ikut dan mau tahu lebih banyak tentang persyaratan, jurusan apa saja yang tersedia, kapan batas waktu pengiriman dokumen, ke mana mengirimkan aplikasinya, negara-negara apa saja yang disinggahi, universitasnya di mana saja, semuanya harus Anda akses melalui situs internet ini : http://eacea.ec.europa.eu/erasmus_mundus/index_en.php. Apabila Anda susah mengingatnya (karena link-nya yang kepanjangan, misalnya), Anda bisa googling dengan mengetikkan kata kunci : 'Erasmus Mundus Master Courses', 'Erasmus Mundus Scholarship', atau cukup 'Erasmus Mundus'. Mengapa hanya bisa diakses secara online, karena setiap tahunnya selalu ada jurusan-jurusan baru yang ditawarkan, dan jumlahnya bisa mencapai lebih dari sepuluh untuk masing-masing bidang studi peminatan. Misalnya saja, untuk bidang ilmu Humaniora dan Ilmu-Ilmu Sosial saja, saya perhatikan untuk tahun 2009 kemarin ada tambahan beberapa program baru yang di antaranya Master in Tourism Management, Master in Euroculture, dan masih banyak lagi. Tambahan lagi, antara satu program dengan program yang lain, universitas penyelenggaranya berbeda-beda, dan negara-negara yang harus disinggahi pun bermacam-ragam pula. Tidak sama. Persyaratan spesifiknya mungkin bisa jadi beda juga. So, tidak ada cara lain selain Anda harus rajin mencari informasinya sendiri di dunia maya tersebut. Boleh Pulang, Boleh Lanjut Kerja di Eropa atau Negara Lainnya

[caption id="attachment_103681" align="alignright" width="300" caption="Alumni Erasmus Mundus Indonesia di acara European Higher Education Fair 2010"][/caption] Hingga saat ini, beasiswa Erasmus Mundus tidak mengikat para mahasiswanya untuk kemudian pulang kembali ke negara asalnya setelah kuliah selesai. Tidak ada kontrak yang menyatakan bahwa Anda harus pulang dan selesai dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Namun, kompensasinya, setelah melewati batas waktu tahap pemberian beasiswa dan Anda belum juga kelar dengan tesis atau penelitian Anda, maka Anda harus menanggung semua biayanya sendiri.

Banyak dari teman-teman penerima beasiswa Erasmus Mundus Master Course yang lalu melanjutkan ke jenjang doktoral di Eropa, bahkan ada yang ke Kanada, malahan bekerja di perusahaan atau institusi asing baik di dalam maupun luar negeri. Karena pamor beasiswa ini yang sudah lumayan dikenal bahkan di kalangan orang-orang asing sendiri, Anda tidak perlu kuatir tidak mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai. So, tidak ada kata untuk terlambat. Selama masih ada waktu dan kesempatan, Anda bisa menguji diri untuk ikut serta dalam seleksi beasiswa yang sifatnya internasional ini. Apalagi, jumlah nominal beasiswa yang diberikan sangat mencukupi dan memungkinkan Anda untuk plesir-plesir, loh! Percaya deh... * * *

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun