Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saya Bertanya, Tuhan Menjawab

11 Mei 2021   10:41 Diperbarui: 11 Mei 2021   10:48 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertanya,? Mudah atau tidak..

Adalah sebuah kebiasaan dalam dunia perkuliahan,setiap kali menyelesaikan persentase mempersilahkan audiens untuk bertanya seputar materi yang dipaparkan. Salah satu pengalaman yang menarik dari kegiatan ini adalah adanya rasa was-was dan cemas,jangan-jangan nanti saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Dan sebaliknya,ketika saya bertanya perasaan itu juga dialami oleh orang lain sementara saya merasa santai dengan pertanyaan saya.

Seorang teman pernah berkata demikian," Terkadang bertanya Itu lebih penting daripada jawabannya." Benarkah demikian ?   Seseorang yang bertanya tentu memiliki alasan yang mendasar, Alasan yang mendasar itulah yang mendorongnya untuk menyeruakkan sebuah pertanyaan. Tidak jarang orang yang bertanya sering disalah tafsirkan, bahkan bisa dianggap tendensius. Reaksi seperti ini sebenarnya sedang menunjukkan ketidakmampuan saya untuk berempati. Di sini saya disadarkan bahwa "Terkadang bertanya itu lebih penting daripada jawaban yang diterima, bukan?"

Nah,lebih dari itu kita sering bertanya tentang proses perjalanan hidup kita setiap hari. Tentu saja banyak pengalaman yang membuat kita sering bertanya-tanya dan tanpa kita sadari Tuhan sedang menjawab pertanyaan kita. Saya sendiri ketika berada dalam situasi-situasi tertentu sering mengajukan pertanyaan kepada Tuhan. Mau tahu seperti apa pertanyaan saya dan juga seperti apa jawaban Tuhan ? Mari kita simak baik-baik.

1. Ketika dalam situasi down atau terpuruk, saya sering bertanya, apakah Tuhan mengasihiku ? Ya benar Ia mengasihiku. Meskipun tidak secara langsung Tuhan hadir pada saat itu, akan tetapi saya mengalami kasihnya  melalui orang-orang terdekat saya yakni keluarga . Walau situasi dan kondisi keluarga tidak selalu harmonis tapi saya yakin bahwa  kasih Tuhan tetap nyata di sana.  Sebab hanya dalam keluarga dan bersama  anggota keluarga kita mampu  untuk saling meneguhkan dan saling menguatkan. Saya sangat Yakin bahwa Tuhan tetap berkarya dalam hidupku.

2. Dalam situasi lain saya pernah bertanya demikian, apakah Tuhan peduli terhadapku?  Ya, Ia peduli dan bahkan sangat peduli. Yakin atau tidak ? Yakin dong.. Realita berbicara bahwa  Ia memperlihatkan kepedulian-Nya melalui perhatian orang lain  seperti teman dan rekan kerja.  Satu diantara sekian sahabat saya selalu ada diantara mereka yang sungguh perhatian terhadap saya. Meskipun tidak setiap saat ada dia di sampingku namun kasihnya yang diuntai dalam doa akan selalu hadir menemani saya. Kuasa doa itu sungguh besar dan mengalahkan segalanya. So,jangan sia-siakan orang-orang yang care terhadapmu.

3. Ada masa-masa dimana kita mengalami yang namanya ketakutan. Entah itu karena persoalan hidup sehingga kita merasa ditinggalkan. Saat iu juga kita bertanya ,apakah Tuhan selalu ada bersamaku? Benar, Ia selalu ada bersamaku.  Sebab Ia telah berjanji dan berkata , "Aku tetap menyertai kamu sampai akhir jaman." (Mateus 28;20). Immanuel' Allah beserta kita.  Saya harus tetap yakin  bahwa Ia selalu berada di sampingku saat saya berjalan. Saya teringat pada cerita tentang" sepasang jejak kaki" dikatakan disana bahwa Ketika anda hanya melihat sepasang jejak kaki, itu artinya Tuhan sedang menggendongmu karena engkau begitu letih akan beban hidup. Persoalannya ,apakah saya selalu siap untuk berjalan bersama-Nya ? Atau saya lari meninggalkan-Nya ?

4. Ketika saya berada dalam situasi krisis ekonomi,saya akan bertanya ,apakah Tuhan memperhatikan kebutuhanku? Mengapa Ia membiarkan hidupku merana ? Nah,sebenarnya Ia sungguh memperhatikan kebutuhanku. Saat saya lapar, Ia memberi rejeki untuk jiwaku. Yakni Tubuh-Nya sendiri sebagai makanan rohani. Ia berkata, "Akulah roti hidup . Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.' (Yohanes 6;35). Ini artinya setiap kali saya berpasrah kepadanya sembari menggunakan talenta yang telah dipercayakan kepadaku maka saya akan beroleh rejeki untuk memenuhi kebutuhan hidupku. So,gunakan talenta dan akalbudi untuk memenuhi kebutuhan. Sebab Tuhan telah mempersenjatai kita untuk menunaikan setiap tugas kita.

So, Tuhan itu sangat  peduli dan Ia penuh kasih, dan Ia memperhatikan kebutuhanku dan kebuuhanmu. Ia tidak membiarkan saya berjalan sendirian. Ketika saya mampu mempertanyakan segala sesuatu dalam hidupku maka pada saat itu jugalah saya akan menemukan arti hidupku yang sesungguhnya. Pada saat itulah saya sungguh yakin bahwa hidupku benar-benar berharga bagi Allah. Hadirku benar-benar diperhitungkan oleh-Nya. Tentu saja kemampuan bertanya itu telah menghantar saya pada sebuah relasi yang lebih intim dengan-Nya. Mengalami hadirnya yang sungguh nyata lewat sesama. Oleh karena itu,saya diingatkan kembali untuk mencintai sesama sebagaimana saya mencintai diriku.

Maka bersyukurlah senantiasa karena begitu besar kasih-Nya kepada kita. Bersukacitalah senantiasa, optimislah melangkah dan tebarkan pesona senyummu. Tuhan ada di setiap pertanyaan kita  dan Ia adalah solusi di setiap masalah hidup kita.  Sesuatu yang tidak mungkin bagi kita,mungkin bagi Allah.

Inspirasi : Yoh 16 :5-11

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun