Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertama Kalinya Menjadi Anak Kost

1 Maret 2021   18:16 Diperbarui: 1 Maret 2021   18:44 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini adalah hari kedua bagi saya menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL). Saya PKL di salah satu Sekolah Dasar negeri di Kota Medan. Saya bersama kedua teman saya tinggal di salah satu perumahan guru yang berada di kompleks sekolah. Rumah yang kami tempati tidak begitu besar dan peralatan yang ada di dalamnya pun cukup sederhana.

Hari pertama kami tinggal di rumah ini serasa banyak yang kurang. Emang iya banyak yang kurang, seperti peralatan dapur tidak ada. Karena jarak yang begitu jauh, maka kami putuskan untuk membeli makanan setiap kalinya. Bukan karena kami mempunyai banyak uang melainkan waktu kami yang tidak begitu banyak untuk melakukannya. 

Pagi hari kami sudah harus tiba di sekolah pkl 07.10 Wib dan kami harus pulang sekolah pkl 14.00 wib. Nah,segala aturan sekolah wajib kami ikuti dan laksanakan.

Meski hanya dalam kurun waktu yang singkat, saya telah mengalami banyak hal yang menarik menjadi anak kos. Memang saya memiliki banyak kebiasaan dan ritus setiap harinya dalam biara. Apakah rutinitas ini saya berlakukan di tempat kos? Tentu saja, segala yang baik akan saya bagikan kepada teman-teman saya. Apa saja itu?

Yang pertama, teman-teman saya sudah biasa menikmati ritme hidup sebagai anak kos yang bisa melakukan segala sesuatunya sesuka hati. Akan tetapi ketika saya ada bersama mereka tentu ada aturan yang berlaku, Seperti wajib makan bersama, doa bersama dan belajar bersama. Selain itu tentang tata letak barang harus rapi dan waktu digunakan semaksimal mungkin untuk mengerjakan tugas-tugas.

Yang kedua, soal makan. Mungkin ada kebiasaan teman-teman saya makan hanya dua kali sehari yakni siang dan malam. Ketika saya menganjurkan untuk makan tiga kali sehari agak berat rasanya bagi mereka. Mengapa? Karena pagi harus bangun lebih cepat untuk sarapan pagi. Berat untuk mereka akan tetapi baik untuk kesehatan.

Ternyata menjadi anak kos itu seru ya! Seru bukan saja karena rame-rame tapi seru juga untuk memperhatikan teman-teman. Bagiku teman-temanku saat ini adalah hadiah terindah yang diberikan Tuhan untuk mengawali bulan maret ini. 

Banyak hal yang bisa saya pelajari dari mereka. Khususnya keberanian untuk berkata cukup. Bisa jadi mereka berkata cukup demi memikirkan esok hari. Akan tetapi untuk saat ini keberanian saya untuk brkata cukup lebih dari memikirkan hari esok.

Saat ini saya harus berani berkata cukup dan keluar dari zona nyaman saya. Saya harus ikut kebiasaan mereka seperti tidur melantai, makan seadanya ala anak kost dan juga hidup seadanya. Semua serba sederhana.

Awalnya saya tidak membayangkan situasi yang akan saya alami adalah hal yang demikian dan inilah memang realita hidup dari banyak orang yang ada di sekitar saya. Dengan mengalami hal yang demikian, saya semakin bersyukur bahwa saya diberi kesempatan untuk mengalami hal ini yakni menjadi anak kost.

Begini cara saya menjadi anak kost yang hemat dan mandiri:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun