Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Anugerah Moral", Hadiah yang Terus Menerus Dibagikan

23 Februari 2021   21:15 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:36 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut ajaran yang pernah yang pernah saya terima, moral itu adalah ajaran tentang baik buruknya mengenai suatu perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya sesuai aturan yang berlaku di masyarakat atau dalam kelompok. Moral itu adalah hadiah yang paling berharga dalam hidup karena akan selalu diwariskan kepada anak cucu. Pendidikan moral sejak kecil telah saya dapatkan melalui keluarga, sekolah, kelompok bahkan dalam hidup bermasyarakat.

Salah satu fakta yang paling melekat dan bahkan mendasar dari kehidupan manusia adalah ritme harian yakni tukar-menukar senyum, tukar-menukar barang atau berupa hadiah dan masih banyak lagi. Kejadian-kejadian unik ini nyaris tak pernah absen dari kehidupan kita. 

Sebagai makhluk duniawi, kita dilengkapi dan diberi kemampuan  untuk masuk dalam ritme ini. Siapa tidak senang ketika mendapat hadiah? Dan siapa yang tidak bahagia mendapati wajah yang tersenyum setiap kali melakukan perjumpaan.

Namun, dari sekian hal atau barang yang ditukar ada satu hadiah yang tidak dapat dibeli di toko, dibungkus dalam kotak apa pun, atau dikirim melalui e-mail atau teks. Ini bukan sembarang hadiah yang bisa dititipkan apalagi digojekkan. Hehehe. Ini adalah hadiah yang perlu diberikan dengan kehadiran langsung. Sebab hadiah ini butuh kejujuran yang berasal dari dalam diri kita dan itu adalah anugerah moral.

Kamu pasti senang mendapatkan hadiah ini kan? Dan saya yakin bahwa kamu telah memilikinya sedari dulu. Bahkan memberikannya kepada orang lain. Hadiah itu biasanya terlihat sederhana, bungkusannya tak semenarik hadiah valentine. Hadiah itu hanya berbalut kertas polos yang lembut yang bisa dirasakan oleh hati yang lembut. Hadiah ini adalah tentang nilai-nilai, prinsip-prinsip kebaikan, kebajikan dan standar etika. Beberapa dari kita barangkali sudah menawarkan kemurahan hati, niat baik dan rasa saling menghormati untuk dikonsumsi banyak orang sebagai wujud dari anugerah moral.

Kita semua adalah orang-orang yang beragama atau beriman. Tentu saja sebagai orang beriman kita sudah dipayungi oleh ajaran moral. Pada intinya, moral itu bersumber dari ajaran-ajaran agama yang kita anut. Lalu ,pertanyaannya apakah moral yang kita anut memiliki perbedaan sehingga dengan mudahnya kita melontarkan kata-kata atau tindakan yang amoral terhadap yang lain?

Berikut yang menjadi kekhasan moral yang dihadiahkan secara terus menerus:

a. Prinsip Kebaikan Hati

Membangun relasi yang baik terhadap siapapun pijakannya adalah hati yang baik. Hati yang baik menjadi tuntutan awal untuk membangun hidup yang lebih baik sehingga saya atau kita mampu mengalami keadilan, kebahagiaan, kebebasan dan perdamaian.

b. Prinsip Solidaritas

Prinsip ini menegaskan bahwa dalam kehidupan bersama semua pihak harus sama beruntung dan sama berkorban, senasib dan sepenanggungan. Makna dari solidaritas itu sendiri adalah tumbuhnya  rasa simpati dan empati karena didasarkan pada rasa kepedulian pada orang lain.

c. Prinsip Subsidiaritas

Subsidiaritas berkaitan erat dengan cara bagaimana berbagai lapisan dan tingkatan dalam masyarakat saling berhubungan, berkomunikasi, dan membantu dalam mengupayakan hasil  bagi semua orang dan berpihak pada martabat manusia. Jadi, prinsip ini mendorong agar pihak yang ditolong dapat berkembang 

d. Prinsip Kesejahteraan Umum

Setiap kita diberi tugas atau tanggung jawab untuk mengusahakan kepentingan umum dan bukan kepentingan pribadi. Setidaknya kita menggunakan posisi atau kedudukan yang kita miliki sebaik mungkin  demi kesejahteraan masyarakat dan tidak memakai kesempatan tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan keluarga. 

So, mari kita terus membagikan hadiah anugerah moral kepada setiap orang kita jumpai..

Salam hangat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun